Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Sino-Europe Sports, Pemberi Harapan Palsu buat AC Milan

By Kamis, 9 Maret 2017 | 19:43 WIB
Presiden AC Milan dan mantan Perdana Menteri Italia, Silvio Berlusconi, meninggalkan Quirinale Palace, Roma, seusai menghadiri pertemuan dengan Presiden Sergio Mattarella pada 10 Desember 2016.
VINCENZO PINTO/AFP
Presiden AC Milan dan mantan Perdana Menteri Italia, Silvio Berlusconi, meninggalkan Quirinale Palace, Roma, seusai menghadiri pertemuan dengan Presiden Sergio Mattarella pada 10 Desember 2016.

Kondisi positif AC Milan di atas lapangan tidak menular ke luar lapangan. Rencana pengambilalihan klub dari Silvio Berlusconi ke Sino-Europe Sports (SES) masih belum jelas. SES kembali menyiratkan PHP (pemberi harapan palsu) buat I Rossoneri.

Penulis: Dwi Widijatmiko

Finalisasi seharusnya dilakukan pada Jumat (3/3/2017), tapi batal karena SES tidak memiliki dana 320 juta euro yang dibutuhkan.

Ini adalah penundaan kedua kalinya setelah tercapainya kesepakatan penjualan klub pada Agustus 2016.

SES sudah membayar uang muka sebesar 100 juta euro yang tidak bisa dikembalikan pada Agustus lalu. Lantas 100 juta lagi pada penundaan pertama pada Desember.

Awalnya, SES disebut punya 11 pemegang saham yang dinilai bisa memberikan garansi finansial. Tapi, 11 nama ini menghilang satu per satu sampai Februari lalu.

Saat ini tinggal Li Yonghong yang muncul sebagai pemilik tunggal SES. Situasi ini menimbulkan keraguan terhadap masa depan negosiasi. Apalagi, Li disebut-sebut memiliki masa lalu yang buruk dalam hal investasi.

Xinhua melaporkan Li pernah diduga menipu 18 investor senilai 100 juta euro di bidang pertanian. Perusahaan yang terkait dengan Li, Gu Long International, juga diduga memalsukan dokumen kesepahaman antara Pemerintah Thailand dan China dalam pembangunan sebuah kanal.

SES membantah semua isu itu sekaligus memastikan mereka masih serius ingin membeli AC Milan.  

“Sambil mengekspresikan kekecewaan tidak bisa menutup negosiasi pada waktu yang ditentukan karena alasan di luar kekuasaannya, SES mengonfirmasi tetap berkomitmen kuat untuk bekerja bersama Fininvest mencapai finalisasi pembelian Milan,” begitu isu pernyataan resmi mereka.

Untuk penundaan terbaru ini, SES beralasan proses tidak bisa berjalan cepat karena Pemerintah China lebih berhati-hati memberikan izin kepada perusahaan-perusahaan lokal untuk berinvestasi di luar negeri.

Harus ada pemeriksaan yang lebih teliti dan menyeluruh karena ditakutkan perusahaan tersebut menggunakan dana ilegal.

Baca Juga:

Tak urung kondisi ini memunculkan kekhawatiran bahwa akhirnya pengambilalihan Milan akan batal terlaksana. Menanggapi isu itu, Berlusconi mengajak Milanisti agar tidak khawatir.

“Grup China itu meminta penundaan sementara lagi dan saya tidak melihat hal itu sebagai masalah besar. Mereka sudah menyerahkan uang dalam jumlah besar, yang menunjukkan keseriusan mereka dalam hal ini,” ujarnya seperti dikutip Il Tempo.

Sekarang SES wajib menyerahkan 100 juta euro lagi pada Jumat (10/3/2017). Jika uang itu diserahkan, ada dua kemungkinan yang terjadi.

Yang pertama, SES bisa mendapatkan waktu perpanjangan finalisasi sampai 7 April. Opsi kedua adalah adanya kontrak baru antara Fininvest dan SES.

Kedua belah pihak dikabarkan telah mencapai gentleman agreement bahwa kontrak baru akan disusun bila SES sudah mengirim uang 100 juta euro pada 10 Maret nanti.

Tidak menutup kemungkinan kontrak baru itu adalah perubahan volume saham Milan yang dibeli SES.

Mereka boleh jadi hanya membeli sebagian, tidak keseluruhan seperti rencana awal, sehingga Berlusconi akan tetap menjadi pemegang saham mayoritas.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Beri Bagja
Sumber : Tabloid BOLA


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X