Instruksi potong kompas, melepas bola ke depan tanpa melewati lini tengah, semakin memperlihatkan imbas buruknya.
Para pemain belakang seperti menjalani setelan baku dengan mengoper bola ke samping atau langsung ke depan.
Ketika transisi berbalik, lini tengah pun seolah kehilangan kepercayaan diri karena jarang mendapat operan.
Sebagai penegas terkikisnya penguasaan bola, kita bisa melihat penurunan dari musim ke musim.
Dimulai 65,7% pada saat Pep masuk (2008/09), menjadi 68,9% di tahun kedua, 72,7% di tahun ketiga, dan 70,3% di tahun terakhir Pep. Mendiang Tito Vilanova mencatat 69,7%, sedangkan Tata Martino mengukir 68,4%.
Enrique membuka musim perdana dengan ball possession sebesar 65,3%, dan terus menurun menjadi 62,9% di musim lalu, hingga menukik menjadi 61,9% di musim ini.
Baca Juga:
- Bersitegang dengan Rekan Setim, Alexis Sanchez Siap ke PSG?
- Terpilih Jadi Atlet Favorit AORI XXIX, Ini Komentar Boaz Solossa
- Ini Atlet Putra dan Putri serta Tim Terbaik 2016 Menurut Pembaca BOLA dan JUARA
Aktor-aktor pengoper pun terkena dampak. Barca sempat menjadi penguasa di 10 besar klasemen operan terbanyak pada 2012/13, di antaranya lewat aksi Xavi (118,2 operan), Thiago Alcantara (111,9), dan Iniesta (96,3).
Kini? Busquets, penerus Xavi dalam urusan mengirim operan, terus menurun dengan angka awal 93,3 per 90 menit (2012/13) menjadi 80,1, lalu 75, dan sekarang hanya 72,7.
Tak cuma itu, seperti yang terangkum di stats zone, operan ke arah Busquets cs. pun berkurang drastis.
Pique misalnya, yang selama ini mengirim mayoritas umpannya ke lini tengah (65 dari 71 operan), kini hanya meneruskan lima dari 72 umpannya. Artinya, sebanyak 67 umpan dikirim ke sesama bek atau bahkan kiper.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.748 |
Komentar