Harapan besar publik Prancis untuk meraih prestasi tertinggi di dunia sepak bola pernah ditambatkan kepada generasi '87. Kumpulan pemain yang lahir pada 1987 itu bermaterikan Karim Benzema, Hatem Ben Arfa, Samir Nasri, dan Jeremy Menez.
Penulis: Sem Bagaskara
Mereka bekerja sama mengantar Prancis menjuarai Euro U-17 pada 2004. Generasi menjanjikan Prancis lalu muncul lagi pada ajang Piala Dunia U-20 2013.
Kala itu, Prancis tampil sebagai kampiun dengan berbekal pemainpemain yang lahir pada 1993. Paul Pogba muncul sebagai bintang utama lewat keberhasilannya meraih gelar pemain terbaik turnamen.
Namun, sebenarnya ada satu bintang lain yang tak kalah berkilau. Dia adalah Florian Thauvin.
Ketika Pogba berkembang menjadi pemain termahal dunia, Thauvin seperti terpuruk dalam kesemenjanaan.
Bakat besar Thauvin seperti tak didukung konsistensi. Segalanya berubah begitu kemudi Marseille, klub Thauvin, dipegang Rudi Garcia per Oktober 2016.
Baca Juga:
- Bersitegang dengan Rekan Setim, Alexis Sanchez Siap ke PSG?
- Terpilih Jadi Atlet Favorit AORI XXIX, Ini Komentar Boaz Solossa
- Ini Atlet Putra dan Putri serta Tim Terbaik 2016 Menurut Pembaca BOLA dan JUARA
Sang anak hilang pun kembali memperlihatkan talenta emasnya. Ia menjadi pahlawan kemenangan 4-1 Marseille atas Lorient pada pekan ke-28 Ligue 1 2016/17 via torehan satu gol plus dua assist.
Musim ini Thauvin secara total telah mencetak delapan gol dan lima di antaranya muncul di era kepelatihan Garcia.
"Thauvin pernah dikritik soal peran minimalnya dalam laga-laga krusial. Hal yang penting adalah sekarang ia telah memberikan jawaban," kata Garcia di Footmercato.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.748 |
Komentar