Tidak ada nama Cristiano Ronaldo ketika Real Madrid kembali ke jalur kemenangan pada pekan ke-26 La Liga, Sabtu (4/3) di Ipurua. Madrid memukul tuan rumah Eibar 4-1.
Penulis: Dwi Widijatmiko
Resminya, Madrid menyebut Ronaldo mengalami cedera. CR7 memang kedapatan berlatih sendiri pada sesi latihan satu hari sebelum pertandingan.
Tapi, namanya sepak bola, selalu ada bumbu di balik semua berita. Mundo Deportivo mengklaim absennya Ronaldo mungkin bukan hanya karena cedera.
Menurut Mundo, skuat Madrid bersitegang sebelum sesi latihan Jumat. Itu adalah buntut dari hasil buruk pada pertandingan sebelumnya, saat El Real ditahan Las Palmas 3-3 di kandang sendiri (1/3).
Juga lantaran Madrid kebobolan enam gol dalam tiga partai liga sebelum Eibar.
Bukan taktik atau pilihan pemain pelatih Zinedine Zidane yang dikeluhkan pemain, melainkan Ronaldo. Mereka menyebut kalau tim menang, Ronaldo yang dipuji.
Akan tetapi, jika Madrid kalah, maka pemain lain yang bersalah, bukan Ronaldo.
Komitmen Ronaldo untuk ikut bertahan juga dipertanyakan. Ada perpecahan karena Sergio Ramos, salah satu pemain senior Madrid, justru membela CR7.
Baca Juga: 'Mesti Ada Pelari Indonesia yang Berlari 100 Meter dengan Angka 9 Detik'
“Di sini semua harus berlari dan ikut bertahan. Kecuali Ronaldo karena dia mencetak 60 gol dalam semusim,” kata Ramos dalam diskusi panas di ruang ganti Madrid itu seperti diklaim Mundo.
Entah kejadian perselisihan itu benar atau tidak. Toh Mundo merupakan media asal Barcelona. Boleh jadi mereka ingin “membantu Barcelona” dengan menggoyang keharmonisan Madrid.
Ramos sendiri kemudian membantah adanya kejadian dia membela CR7.
“Saya memang hampir selalu berbicara dalam pertemuan seperti itu. Tapi, saya tidak pernah bilang Ronaldo tidak perlu berlari dan bertahan. Saya tahu Anda perlu menjual koran, tapi kredibilitas tetap harus dijaga. Ada atmosfer yang sangat bagus di dalam ruang ganti kami,” ujar Ramos seperti dikutip dari Football Espana.
Defensif Terburuk
Apa pun itu, menjadi menarik membicarakan Ronaldo dan tugas bertahan. Kontribusi bintang asal Portugal itu di sisi ofensif sudah tidak perlu dipertanyakan.
Ronaldo mencetak 389 gol dalam 379 penampilan di semua ajang. Dia juga yang menyelamatkan tim saat melawan Las Palmas dengan mencetak dua gol di lima menit terakhir.
Akan tetapi, bagaimana kontribusinya terhadap tugas defensif? Ini bukan kali pertama masalah tersebut menjadi isu.
Pada 2013, pelatih Madrid ketika itu, Carlo Ancelotti, menyatakan Ronaldo tidak perlu ikut bertahan.
“Ronaldo tidak perlu banyak bekerja membantu lini belakang. Dia harus siap ketika tim mulai menguasai bola. Dia perlu merasa nyaman bermain di atas lapangan. Tidak perlu mengubah posisinya,” kata Ancelotti.
Ini Ancelotti yang bicara, pelatih asal Italia yang mendewakan pertahanan.
Pelatih yang di masa lalu pernah bersitegang dengan pemain seperti Gianfranco Zola dan Roberto Baggio karena dua pemain itu menuntut diberi peran bebas di lapangan tanpa perlu dipusingkan tugas bertahan.
Ancelotti kemudian menyingkirkan Zola dan Baggio dari tim yang dibelanya.
Ancelotti saja memberikan perlakuan berbeda untuk Ronaldo. Apakah Ronaldo memang menjadi sosok yang mendapatkan dispensasi untuk tidak perlu ikut bertahan di Madrid?
Statistik mengiyakan hal tersebut. Aspek defensif Ronaldo terbukti sangat jelek.
Untuk tekel misalnya, Ronaldo hanya membuat 0,3 per pertandingan. Angka itu membuatnya menjadi pemain outfield dengan kontribusi paling minim di Madrid.
Dia hanya unggul atas kiper Kiko Casilla (0,1) dan Keylor Navas (0). Karena posisi? Tidak juga. Pemain ofensif lain, semisal Karim Benzema dan Gareth Bale, lebih banyak melakukan tekel (0,7).
Statistik defensif Ronaldo juga relatif mengalami penurunan yang sejak pertama kali bergabung di Madrid pada 2009/10. Dulu dia masih lebih aktif melakukan tekel, intersep, maupun sapuan. Sekarang terlihat jelas Ronaldo semakin “malas” bertahan.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.748 |
Komentar