Striker asing seleksi Persija Jakarta, Anmar Almubaraki (25), merasa dirinya tidak memerlukan banyak waktu untuk beradaptasi dengan iklim sepak bola Indonesia. Meskipun begitu, dia menyoroti banyaknya skema bola mati yang terjadi.
Sepanjang karier profesional sebagai pesepakbola, Anmar Almubaraki sudah mencicipi atmosfer sepak bola di tiga negara. Pemain kelahiran Basra, Irak, 1 Juli 1991 itu lima tahun di kasta kedua Liga Belanda, serta semusim di Liga Turki dan Swedia.
Anmar baru merasakan satu laga uji coba di Indonesia yakni, saat dirinya diturunkan pada laga Persija kontra Persita Tangerang di Lapangan Mako Brimob, Sabtu (4/3/2017).
Meskipun baru sekali, Anmar bisa merasakan perbedaan mendasar antara sepak bola Indonesia dengan tiga negara tempat dia bermain sebelumnya.
Baca Juga:
- FA Dakwa Ibrahimovic
- Klarifikasi Wenger soal Kabar Perselisihan dengan Sanchez
- Paras Ganda San Siro dari Sleman
"Saya butuh beberapa pekan untuk beradaptasi dengan cuaca di sini. Panas, tetapi saya ini satu hal yang bisa segera disesuaikan," ucap Anmar kepada JUARA, Senin (6/3/2017).
"Di sini banyak tekel dan banyak bola berhenti dan gol dari set piece. Di Eropa atau sebut saja FC Barcelona, semua pemain terus menjaga bola dan menjaga ritme permainan lewat open play," kata pemain berpaspor Irak-Belanda itu.
Adapun Anmar dibawa keluarganya pindah dari Irak ke Belanda saat dia masih berusia tiga tahun. Namun, pemain dengan dwikewarganegaraan itu justru telah mengoleksi satu caps bersama timnas Irak pada 2011.
Sejauh ini, Anmar menjadi satu-satunya pemain seleksi yang tersisa di Persija. Nasib sang pemain bakal ditentukan selepas laga uji coba tim ibu kota kontra Persikad Depok, Sabtu (11/3/2017).
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | - |
Komentar