Manajer Semen Padang, Win Benardino mempertanyakan keberadaan Wakil Ketua Umum PSSI, Iwan Budianto di pinggir lapangan saat Arema menjamu Semen Padang. Mantan CEO Arema itu berdiri di sekitar bench Penilai Wasit (PW) pada babak kedua laga leg kedua semifinal Piala Presiden 2017 di Stadion Kanjuruhan, Kab Malang, Minggu (5/3/2017).
Sebagai penjabat teras PSSI, mestinya Iwan Budianto berada di bangku VVIP stadion, bukan di pinggir lapangan. Apalagi, keberadaan Iwan Budianto, yang pernah menjadi orang penting di tim Singo Edan, pada babak kedua itu, ketika skor masih imbang 2-2.
Bahkan sebagai ketua panitia pelaksana (panpel) nasional Piala Presiden 2017 pun, menurut Win Benardino juga patut jadi tanda tanya.
Kenapa hanya saat Arema bermain ia turun ke pinggir lapangan? Kenapa pada pertandingan-pertandingan lain ia duduk manis di kursi empuk VVIP?
Baca juga:
- Timnas U-22 Malaysia Gigit Jari Menuju SEA Games 2017
- Eks Striker Persija Cetak Dua Gol, Persebaya ke Final
- Cilegon United Tembus Final Piala Dirgantara 2017
“Saya tak mengatakan apalagi menuduh ia melakukan intervensi kepada Penilai Wasit atau wasit sekali pun. Tetapi pantas dipertanyakan kalau ia ada di sekitar lokasi yang bukan wilayahnya,” tutur Win.
“Mungkin sebagai ketua panpel Piala Presiden 2016, itu jelas bukan masalah. Tetapi akan jadi pertanyaan kala ia hadir saat Arema bermain dan dalam posisi yang masih kalah agregat gol dari Semen Padang,” ujarnya.
Meski demikian, kekalahan dari Arema 2-5 pada leg kedua semifinal Piala Presiden 2017 tidak akan dipersoalkan Semen Padang. Meski, Win menilai dua dari lima gol Arema yang disarangkan Cristian Gonzales dinilainya offside.
Kekalahan telak ini menggagalkan Semen Padang melaju ke partai final, karena kalah agregat gol. Pada leg pertama di Stadion H Agus Salim, Semen Padang hanya menang 1-0 lewat gol tunggal Marcel Sacramento.
Secara keseluruhan skor agregat menjadi 5-3 untuk Arema FC.
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | - |
Komentar