Pebulu tangkis ganda putra Inggris Raya, Chris Langridge, mengakui bahwa dia sudah tak sabar untuk beraksi pada All England 2017 yang akan digelar 7-12 Maret di Barclaycard Arena, Birmingham.
Langridge bersama pasangannya, Marcus Ellis terpesona dengan antusiasme publik di Birmingham. Dukungan mengalir deras menyusul keberhasilan mereka meraih medali perunggu pada Olimpiade Rio 2016.
"All England adalah salah satu turnamen bulu tangkis prestisus di dunia seperti Wimbledon dalam cabang olahraga tenis," kata Langridge seperti dilansir allenglandbadminton.
"Bagi para pebulu tangkis, ini adalah turnamen penting. Saya merasa luar biasa bisa tampil pada All England dengan disaksikan pendukung di rumah sendiri," ucap Langridge.
Menurut pemain berusia 31 tahun ini, riuhnya suara penonton saat menyaksikan pertandingan dan tiket yang habis terjual membuat dia ingin membuktikan bahwa tanpa dukungan dana dari Badan Olahraga Inggris (UK Sport), mereka bisa tampil dengan baik.
UK Sport mengucurkan dana sebesar 5,7 juta poundsterling atau sekitar Rp 94 miliar selama periode 2012-2016. Dari anggaran tersebut, UK Sport berharap bulu tangkis di negara mereka bisa bersinar.
Namun, harapan itu dinilai tidak memenuhi target karena Inggris Raya hanya bisa meraih medali perunggu pada Olimpiade Rio 2016 melalui Ellis/Langridge.
Karena itu, bulu tangkis Inggris Raya kehilangan sumber pendanaan dan terancam absen pada Olimpiade 2020.
Pada All England 2016, perjalanan Ellis/Langridge terhenti pada babak perempat final. Tahun ini, mereka bertekad tampil lebih maksimal.
Mereka akan mengawali perjalanan pada turnamen bulu tangkis tertua tersebut dengan menghadapi wakil Indonesia, Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi. Bagi kedua pasangan, ini merupakan pertemuan pertama mereka.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | allenglandbadminton.com |
Komentar