Tak ada hasil akhir spektakuler dari lanjutan Ligue 1 pekan ke-28, Sabtu (4/3/2017). Namun, muncul kejadian menarik saat tiga tim teratas di klasemen bersaing amat ketat lantaran sama-sama mengoleksi 62 poin.
Trio AS Monaco, Paris Saint-Germain, dan OGC Nice ibarat kembar tiga karena mengumpulkan perolehan poin identik secara beruntun.
Monaco di posisi teratas berbekal selisih gol paling keren, yakni surplus 53 gol. Kemudian mereka dibuntuti PSG (+37 gol) dan Nice (+24).
Bedanya, jumlah 62 angka milik Monaco baru dilalui dalam 27 partai, minus sebiji dari PSG dan Nice. Monaco baru memainkan laga pekan ke-28 pada Minggu (5/3/2017) atau sehari lebih mundur.
EDINSON CAVANI with Paris Saint Germain this season.#Cavani #PSG #442stat pic.twitter.com/AxaevXzT7F
— 442stat (@442stat) March 4, 2017
Baca Juga:
- Stefano Pioli, Liga Champions atau Dipecat Inter Milan?
- 3 Alasan Arsene Wenger Harus Tinggalkan Arsenal
- Juara Piala Liga, Man United Tetap Finis di Luar Zona Eropa?
Monaco bakal menghadapi Nantes dengan mengetahui bahwa PSG dan Nice telah memberikan tekanan karena tampil dan menang lebih dulu.
PSG memukul Nancy 1-0, sedangkan Nice pulang dari kandang Dijon dengan skor keunggulan yang sama.
Kemenangan sang juara bertahan, Paris Saint-Germain, berasal dari eksekusi titik putih Edinson Cavani di 10 menit terakhir waktu normal. Meski "cuma" berasal dari penalti, Cavani menggoreskan rekor kompetisi.
Pria Uruguay berusia 30 tahun itu adalah pemain pertama yang mencetak minimal 27 gol dari 28 pekan semusim di Liga Utama Prancis dalam 46 tahun terakhir.
Pelaku sejarah sebelum Cavani ialah Salif Keita (St. Etienne; 27 gol) dan Josip Skoblar (Marseille; 28) pada musim 1970-1971.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | -- |
Komentar