Liverpool menang 3-1 kontra Arsenal di Stadion Anfield pada Sabtu (4/3/2017). Gol-gol dicetak oleh Roberto Firmino (9'), Sadio Mane (40'), dan Gini Wijnaldum (90'). The Gunners membalas sekali pada awal babak kedua lewat sontekan Danny Welbeck (57'). Berikut adalah lima hal menarik dari partai tersebut.
Strategi Arsene Wenger berantakan dengan cepat
Arsene Wenger datang ke laga ini dengan strategi jelas. Mereka memulai duel dengan sangat compact dan menjaga 10 pemain di belakang bola. Build up mereka pun sabar serta tak terburu-buru.
Pakem ini juga terlihat kala Arsenal bertandang ke Stadion Etihad untuk menghadapi Manchester City pada akhir musim lalu. Kendati kebobolan dua gol, pertahanan The Gunners membantu Alexis Sanchez cs pulang dengan hasil imbang 2-2.
Namun, strategi serupa hangus kurang dari 10 menit laga dengan gol cepat Roberto Firmino.
Baru sembilan menit berselang, pertahanan Arsenal terbuka dari bola langsung Simon Mignolet. Laurent Koscielny kalah duel udara dan empat operan kemudian, Liverpool langsung membuka skor lewat Firmino.
Arsenal juga kebobolan gol cepat di Manchester City tetapi mereka masih dapat dua kali membalas ketertinggalan, suatu hal yang tidak bisa mereka lakukan di Anfield pekan ini. Bisa jadi hal itu karena faktor yang kedua:
Alexis Sanchez tidak bisa duduk di bangku cadangan
Arsene Wenger mengejutkan banyak orang dengan mencadangkan Alexis Sanchez, top scorer (17) dan assist (8) musim ini. Keputusan ini membingungkan bagi pengamat luar karena Gunners telah tanpa Mesut Oezil dan Santi Cazorla.
Alhasil, pada babak pertama, Arsenal minim kreasi dan menderita dalam transisi serangan. Hal ini diperparah oleh dua gol mudah Liverpool cetak ke gawang Gunners yang membuat para pemain mereka terlihat tidak tenang.
Arsenal melakukan 16 kesalahan mengoper bola di sepertiga lapangan akhir dari 57 usaha, hampir 30 persen operan mereka di area tersebut sebelum turun minum.
Namun, hal itu berubah setelah Alexis masuk pada babak kedua. Hanya 10 menit sejak masuk, ia langsung menyumbang operan terobosan akurat bagi Danny Welbeck yang mampu membobol gawang Simon Mignolet.
Lagi-lagi, panggung milik Sadio Mane
Gol kedua Liverpool adalah yang ke-12 bagi Sadio Mane musim ini. Ia menuntaskan permainan tim yang indah dan tidak egois dari para personel Liverpool. Gol hasil kerjasama tim tersebut menunjukkan The Reds bukan hanya soal satu pemain.
Namun, gol Mane plus assist-nya pada babak pertama membuat sorotan lampu Anfield mengarah jelas ke arah striker yang datang dari Southampton pada awal musim tersebut. Dribel memutar badan yang ia lakukan pada sekitar satu jam laga membuktikan kepercayaan dirinya tengah melambung.
Wajar apabila ia terpilih sebagai pemain terbaik laga.
Para pemain Arsenal tidak tahu konsep tactical foul
Terkadang, pelanggaran taktis diperlukan dalam suatu laga sepak bola. Orang Italia mengatakannya sebagai furbizia dan orang Inggris memakai kata reducer. Tujuannya jelas, aksi itu dilakukan untuk menghentikan permainan lawan.
Arsenal dan Arsene Wenger tampak tak mengenal konsep ini. Eden Hazard mencetak gol kontra Arsenal setelah ia membelah pertahanan Arsenal dari lini tengah tanpa seorang pun melakukan tackle.
Hal serupa kembali terlihat. Sebagai ilustrasi, pada menit ke-42, Liverpool melancarkan serangan balik cepat lewat serangkaian operan cepat.
Para pemain Arsenal secara membingungkan menahan diri dalam melakukan tackle. Mereka mendekati pemain Liverpool yang menahan bola tetapi dua pemain hanya menggertak lawan tanpa melakukan usaha merebut bola.
Hal ini tentu menjadi lampu hijau bagi para pemain lincah The Reds untuk terus melaju. Sebaliknya, pemain Liverpool tahu kapan harus melakukan pelanggaran taktis. Emre Can secara gamblang menghentikan laju Alexis di tengah lapangan pada pertengahan babak kedua.
Strategi Juergen Klopp jitu lagi kontra tim enam besar
Liverpool tak terkalahkan melawan tim top six Premier League musim ini. Juergen Klopp memang punya catatan impresif kontra Arsenal, Manchester United, Chelsea, Manchester City, dan Tottenham sejak datang ke Inggris.
Termasuk partai ini, Ia hanya pernah kalah sekali dari 16 laga kontra tim-tim tadi. Catatan positif itu pun kembali terlihat dengan game management yang baik dari Klopp.
Liverpool berada dalam tekanan pada mayoritas babak kedua, terutama setelah Gunners mencetak gol balasan pada awal babak kedua. Para pemain Klopp terlihat merasakan tekanan di pundak mereka kala skor 2-1 terpampang di papan skor.
Masuknya Lucas Perez dan Theo Walcott juga membuat kondisi kian genting bagi The Reds. Namun, strategi Klopp dan organisasi timnya bagus sehingga Liverpool bisa mencuri gol ketiga lewat serangan balik cepat pada menit-menit akhir laga.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | - |
Komentar