Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Persebaya di Piala Dirgantara, Jersey Retro dan Pemain Gugup

By Jumat, 3 Maret 2017 | 01:24 WIB
Selebrasi striker senior Persebaya, Rahmad Afandi seusai mencetak gol kedua timnya ke gawang PSN Ngada pada penyisihan Piala Dirgantara 2017 di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Selasa (28/2/2017) sore.
GONANG SUSATYO/JUARA.NET
Selebrasi striker senior Persebaya, Rahmad Afandi seusai mencetak gol kedua timnya ke gawang PSN Ngada pada penyisihan Piala Dirgantara 2017 di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Selasa (28/2/2017) sore.

Selamat datang kembali Persebaya Surabaya. Piala Dirgantara menjadi penanda kelahiran kembali Persebaya yang sempat mati suri saat dikenai sanksi oleh PSSI.

Penulis: Gonang Susatyo

Setelah hukuman itu dicabut pada era kepemimpinan Letjen TNI Edy Rahmayadi, Persebaya bakal menjadi salah satu klub yang memeriahkan kompetisi kasta kedua.

Setelah dipulihkan statusnya, Persebaya ‘memperkenalkan diri’ melalui turnamen yang digelar di Sleman. Perkenalan ditandai dengan menggunakan jersey retro. Tim menggunakan seragam yang dipakai Persebaya saat menjuarai perserikatan 1988.

“Ini masih merupakan jersey pramusim. Tentu, kami sudah menyiapkan desain resmi yang akan diluncurkan sebelum digulirkannya kompetisi Liga 2,” ujar presiden klub, Azrul Ananda.

Aroma Persebaya di masa lalu kian kuat dengan kembalinya sang legenda, Mat Halil. Bek sayap berusia 37 ini mengawali karier di Persebaya bersama Uston Nawawi, Anang Ma’ruf, dan Sugiantoro.

Bersama Rahmat Afandi dan Rendi Irawan, Mat Halil merupakan tiga pemain yang berusia di atas 35, sementara darah muda diwakili nama semacam Irfan Jaya, topscorer ISC U-21 yang sebelumnya berseragam PSM.

Baca Juga:

Meski memiliki pemain senior dengan kualitas dan pengalaman yang tak diragukan, pelatih Iwan Setiawan tetap membutuhkan waktu membentuk tim yang solid. Menurutnya mental bertanding pemain yang harus ditingkatkan.

“Saya baru dua pekan mempersiapkan tim ini. Saat itu, saya baru memasuki program bertahan yang dilanjutkan dengan menyerang. Kemudian kami melangkah pada organisasi permainan,” ungkap Iwan.

Mentalitas yang tak kuat menjadikan pemain lebih mudah gugup seperti saat melawan PSN Ngada. Meski menang 4-1, mereka memulai dengan sangat buruk dan bahkan sudah kebobolan di menit-menit awal.

“Mereka masih mudah gugup. Karena nervous, mereka bisa kesulitan menghadapi tim Linus. Ini yang harus diperbaiki,” jawabnya.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Aloysius Gonsaga
Sumber : Tabloid BOLA


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X