Keberhasilan Claudio Ranieri membawa Leicester City meraih gelar Premier League musim 2015-2016 akan dibicarakan sekitar 50 tahun nanti.
Hal tersebut disampaikan manajer Manchester City, Josep Guardiola, menanggapi keputusan Leicester memecat Ranieri pada Kamis (23/2/2017).
"Saya terkejut. Dalam 50 tahun ke depan, publik akan membicarakan pencapaian Leicester. Pencapaian tersebut adalah warisan Ranieri," kata Guardiola.
"Saya yakin dia akan kembali melatih. Dia akan mendapatkan pekerjaan lagi dan meraih prestasi," tutur Pep menambahkan.
Big thanks with emotion to M. Ranieri for all he has achieved: for the club, for the fans and for me.
— N'Golo Kanté (@nglkante) February 26, 2017
N'Golo #Ranieri pic.twitter.com/z6uPoQi0Oy
Ranieri memang telah menghadirkan keajaiban bagi Leicester. Dalam waktu semusim, pelatih asal Italia tersebut membawa Leicester untuk kali pertama meraih gelar juara Premier League.
Dia sukses memoles pemain yang awalnya "biasa" menjadi bintang seperti Jamie Vardy, Riyad Mahrez, dan N'golo Kante.
Pencapaian tersebut membuat Ranieri dinobatkan sebagai Pelatih Terbaik Dunia 2016 versi FIFA.
Namun, Ranieri gagal membawa tim bersaing di Premier League musim ini. Tim berjulukan The Foxes tersebut terjun bebas ke papan bawah. Bayangkan saja, Jamie Vardy dan kawan-kawan menelan 14 kekalahan.
Leicester fans used the Liverpool game to pay tribute to Claudio Ranieri pic.twitter.com/UxFvbaPCiG
— Bleacher Report UK (@br_uk) February 28, 2017
Akhirnya Leicester mengambil keputusan yang tidak populer yakni memecat Ranieri. Keputusan Leicester ini mendapatkan tanggapan minor dari sejumlah pelatih dunia seperti Jose Mourinho, Carlo Ancelotti, Jurgen Klopp, dan terakhir Guardiola.
Di sisi lain, Ranieri belum menyerah. Pelatih yang dijuluki The Thinker Man tersebut menolak untuk pensiun. Dia malah berhasrat untuk menangani salah satu klub Premier League pada masa yang akan datang.
Editor | : | Aloysius Gonsaga |
Sumber | : | Daily Mail |
Komentar