SOLO, JUARA.net – Pusamania Borneo FC (PBFC) II tak diunggulkan saat menghadapi Madura United di perempat final Piala Presiden 2017. Namun, solidnya pertahanan dan permainan efektif PBFC II mampu membuat Madura United mengalami kesulitan mencetak gol.
Dalam laga di Stadion Manahan, Solo, Sabtu (25/2/2017) malam, hasilnya sampai waktu normal kedua tim bermain imbang tanpa gol.
PBFC II akhirnya menang 5-4 lewat drama adu penalti. Sukses itu mengantarkan PBFC II menghadapi Persib di semifinal Piala Presiden.
Pelatih PBFC II, Ricky Nelson mengakui bila timnya tak diunggulkan pada laga tersebut. Demi membalikkan situasi itu, dia mencoba mematikan tiga pemain Madura United, Greg Nwokolo, Slamet Nurcahyo, dan Bayu Gatra.
”Kami sudah mempersiapkan diri secara mental bila pertandingan diselesaikan lewat adu penalti. Kami berhasil melakukannya.”
Pelatih PBFC II, Ricky Nelson
Menurut eks pelatih Villa 2000 itu, mereka memiliki kecepatan yang harus dimatikan agar tidak membahayakan gawang PBFC II.
“Kuncinya adalah bagaimana mematikan Greg, Bayu, dan Slamet Nurcahyo,” kata Ricky.
”Ketiganya sama-sama punya kecepatan yang harus dimatikan selama 90 menit pertandingan. Ini tugas penting yang tidak boleh diabaikan,” tuturnya.
Karena fokus mematikan mereka, dia mengakui bila PBFC II tidak sepenuhnya menyerang. Padahal bila ingin lolos, timnya harus bisa mencetak gol.
“Harus diakui, kami menjadi tidak fokus menyerang. Bahkan secara statistik, kami kurang memberi tekanan pada gawang lawan,” ujarnya.
Dengan strategi mematikan pergerakan lawan, PBFC II memaksakan Madura United menyelesaikan laga lewat adu penalti.
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | - |
Komentar