Bicara tentang adu penalti, para penggemar Sriwijaya FC mungkin akan langsung teringat pada sosok Ferry Rotinsulu. Nama terakhir selalu mampu tampil heroik di bawah mistar pada momen yang menentukan ini.
Sriwijaya FC pernah menjadi juara Piala Indonesia tahun 2007 setelah mengalahkan Persipura lewat drama adu penalti. Saat itu, Ferry menjadi pahwalan dengan menepis tendangan David da Rocha dan Eduard Ivakdalam. Sriwijaya menang 3-0.
Sosok seperti Ferry ini tentu akan diharapkan akan hadir pada diri Teja Paku Alam, kiper andalan tim berjuluk Laskar Wong Kito itu. Terlebih, regulasi babak delapan besar Piala Presiden 2017 ini akan langsung memakai sistem adu penalti jika tim bermain imbang dalam waktu normal.
Saat ditemui oleh JUARA, Teja mengaku tahu betul rekam jejak Ferry bersama Sriwijaya FC, termasuk kehebatannya dalam menangkis dan menendang penalti. Kiper berusia 22 tahun ini pun punya harapan untuk bisa mengikuti jejak sang senior.
“Penalti itu kan mental menentukan, yang pasti kami harus siap saja, termasuk ketika nanti diberi kesempatan untuk menendang,” kata Teja.
Kiper yang menjadi anggota timnas Indonesia di Piala AFF 2016 ini pun sudah mempersiapkan diri dengan baik jelang laga melawan Arema FC di babak delapan besar pada Minggu (26/02/2016).
Ia sudah berlatih dengan serius di bawah bimbingan Hendro Kartiko, termasuk berlatih untuk mengantisipasi tendangan penalti para pemain Arema FC.
“Kami sudah latihan oleh pelatih dengan lebih baik karena ini sudah masuk babak delapan besar. Kami sudah dilatih untuk bagaimana cara membaca tendangan penalti lawan,” terangnya.
"Saya juga sudah melihat bagaimana tipe-tipe tendangan penalti pemain Arema,” tutup pemain jebolan Sriwijaya FC U-21 ini.
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | - |
Komentar