Duel antara Semen Padang dan Bhayangkara FC dalam babak 8 besar Piala Presiden di Stadion Manahan, Solo, Minggu (26/2/2016), bertajuk Si Pelit kontra Paling Royal.
Penulis: Yosrizal/Tovan Bram Kumar/Kukuh Wahyudi
Mengacu pada menit main pilar U-23, Semen Padang menjadi tim yang paling pelit dalam memberikan kesempatan kepada anak-anak muda dibandingkan enam tim lain yang melaju ke perempat final.
Pelatih Nil Maizar hanya memberikan 16 persen (sama seperti Madura United) dari total keseluruhan menit main pasukan Kabau Sirah, sementara Bhayangkara tercatat yang paling tinggi, yaitu mencapai 37 persen.
Mengacu pada fakta itu, Nil berencana memberikan porsi lebih untuk beberapa nama U-23 yang menunjukkan kualitas apik pada babak penyisihan Grup E.
Adi Nugroho, Kevin Ivander, dan Syamsul Bahri adalah nama-nama yang menurutnya mampu tampil dengan mental matang layaknya pemain senior.
Kematangan tiga pemuda itu memberikan kepercayaan diri lebih bagi jajaran pelatih. Terlebih lagi, ada tiga fakta positif yang menyelimuti langkah Marcel Sacramento cs sebelum bersua Bhayangkara.
Pertama, fakta tak terkalahkan dan selisih gol fantastis (12-0). Kedua, semua pemain siap tempur. Ketiga, rekor positif SP di Manahan kala kembali ke LSI pada 2010.
"Insya Allah, kami siap meneruskan langkah dalam gairah yang termotivasi oleh tiga alasan tadi,” kata Nil.
"Tetapi, tetap dalam konteks kesungguhan untuk membuktikan bahwa apa yang kami peroleh pada penyisihan grup di Madura adalah buah dari kerja keras semua pemain, tanpa rasa sombong dan percaya diri yang berlebihan," ucapnya.
Editor | : | Aloysius Gonsaga |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar