Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Problem Fluktuasi Aremania bagi Arema FC

By Minggu, 26 Februari 2017 | 15:23 WIB
Aremania saat memberikan dukungan kepada Arema yang menjamu Semen Padang di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang pada 1 Juli 2016.
Dok. PT GTS
Aremania saat memberikan dukungan kepada Arema yang menjamu Semen Padang di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang pada 1 Juli 2016.

Harapan manajemen Arema FC mengenai peningkatan kehadiran suporter di musim baru terancam pupus. Hal ini ditandai dengan animo para Aremania di Stadion Kanjuruhan selama fase grup Piala Presiden 2017.

Penulis: Indra Citra Sena/Ovan Setiawan

Dari tiga pertandingan, kehadiran Aremania menunjukkan grafik naik-turun. Berdasarkan data Labbola, Stadion Kanjuruhan yang berkapasitas 45.000 penonton hanya dipadati oleh sekitar 10.000-11.000 orang per partai.

Saat meladeni Bhayangkara FC (5/2/2017), jumlah penonton yang hadir hanya 7.223. Lonjakan signifikan terjadi pada laga kedua kontra Persija Jakarta (11/2/2017), yang mencapai 29.389 penonton.

Tapi, kemudian anjlok lagi ke angka 5.460 di matchday pamungkas menghadapi PS TNI (16/2/2017). Dengan kata lain, antusiasme Aremania untuk menyaksikan tim kesayangan mereka bertanding secara langsung di Kanjuruhan tergolong rendah.

Rataan 10.000-11.000 penonton berarti stadion cuma terisi sekitar 22-24 persen. Panpel Arema, Abdul Haris, mengungkapkan ada banyak faktor yang menyebabkan penurunan jumlah penonton di Kanjuruhan, salah satunya lawan tanding. Duel versus Persija menyedot suporter karena nama besar kedua tim.

“Memang ada jumlah penurunan, tetapi hal itu juga dikarenakan banyak faktor, seperti lawan yang dihadapi. Jangan lupakan pula penyelenggaraan laga, apakah di hari kerja atau liburan,” ujar Haris.

Sepinya penonton diharapkan tidak terjadi lagi sebab pada ajang Torabika Soccer Championship (TSC) 2016, jumlah penonton di Kanjuruhan juga menurun drastis. Panpel Arema berkesimpulan bahwa faktor main pada malam hari menjadi problem utama.

Baca Juga:

Alasan jam tayang yang dinilai lebih menjual telah mengakibatkan Arema banyak mendapatkan laga di malam hari. Tak jarang klub berjulukan Singo Edan ini harus bertanding pada pukul 21.00 WIB.

“Tapi, kami tetap optimistis karena ini masih pramusim. Di Liga 1 nanti, Aremania mungkin akan kembali memenuhi stadion karena kompetisi resmi menghadirkan gengsi tersendiri,” ucap Haris.

Awayday

Kandang Arema boleh saja sepi, tapi situasi berbeda terjadi saat bermain di luar kandang. Mereka kerap mendapatkan dukungan dari Aremania yang berdomisili di daerah klub lawan.

Seperti yang akan dilakukan menjelang partai perempat final Piala Presiden 2017 kontra Sriwijaya FC, Minggu (26/2). Aremania mulai mengoordininasikan perjalanan ke Stadion Manahan, Solo, untuk mendukung Singo Edan.

“Barangkali sekarang trennya adalah away day, jadi Aremania di luar kota atau justru Aremania dari Malang yang melakukan tur saat kami menggelar laga tandang,” kata salah satu dedengkot Aremania, Cak No Drum.

Demi mengembalikan kembali "gemuruh" yang hilang di Stadion Kanjuruhan, manajemen Arema melakukan sejumlah upaya, di antaranya mengembalikan logo klasik era Galatama.

“Kami selalu punya tema yang berbeda dalam setiap musim. Kali ini reborn for better future. Kami kembalikan Arema kepada nuansa klasik, tapi dengan semangat baru,” tutur Media Officer Arema, Sudarmaji.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Jalu Wisnu Wirajati
Sumber : Tabloid BOLA


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X