Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Wawancara Handanovic, Inter adalah Klub Spesial

By Sabtu, 25 Februari 2017 | 19:42 WIB
Kiper Internazionale Milano, Samir Handanovic terlihat tengah memberikan aba-aba saat laga TIM Cup antara Juventus FC dan FC Internazionale Milano di Juventus Arena tanggal 27 Januari 2016, Turin, Italia.
VALERIO PENNICINO/GETTY IMAGES
Kiper Internazionale Milano, Samir Handanovic terlihat tengah memberikan aba-aba saat laga TIM Cup antara Juventus FC dan FC Internazionale Milano di Juventus Arena tanggal 27 Januari 2016, Turin, Italia.

Ketika berdiskusi tentang kiper-kiper hebat di Eropa, maka biasanya pembicaraan akan berada di seputar Gianluigi Buffon, David De Gea, atau Thibaut Courtois. Nama Samir Handanovic jarang disebut, padahal seharusnya kiper Inter Milan itu pantas juga menjadi bahan diskusi.

Penulis: Dian Savitri

Penjaga gawang berkebangsaan Slovenia kelahiran 14 Juli 1984 itu menjadi salah satu sosok penting I Nerazzurri sejak ia melakukan debut pada 2 Agustus 2012 di ajang kualifikasi Liga Europa. Handanovic juga bisa disebut sebagai pemain veteran di Italia untuk ukuran pemain asing.

Sejak pindah dari klub Slovenia, NK Domzale, ke Udinese pada musim 2004/05, Handanovic selalu bermain di Italia. Selama berada di Udinese, Handanovic berulang kali dipinjamkan ke klub lain, seperti Treviso, Lazio, dan Rimini.

Pindah ke Inter pada musim 2012/13, sejak itu pula Handanovic menjadi kiper utama klub itu. Dia juga sering menjadi last man standing ketika rekan-rekan yang berdiri di depannya bermain di bawah standar.

Handanovic jarang dikaitkan dengan predikat sebagai kiper hebat karena ia lebih sering menjadi outsider, terutama di Eropa. Misalnya, Slovenia gagal lolos ke Euro 2016. Lalu, Inter Milan juga gagal mendapatkan satu tiket di Liga Champion musim ini.

Liga Europa menjadi jatah musim ini. Itu pun Inter gagal lolos juga ke fase knock-out.
Akan tetapi, musim lalu, Handanovic punya peringkat tinggi di kalangan kiper Serie A, yaitu dalam hal penyelamatan dan clean sheet. Musim lalu ia berada di urutan kedua setelah Buffon.

Berikut ini adalah petikan wawancara Handanovic yang diambil dari situs Sport360.

Meski dihubungkan dengan klub besar, seperti Barcelona dan Liverpool, mengapa Anda bertahan di Inter?

Inter adalah klub yang spesial, berkelas, dan menarik.

Inter memiliki banyak kiper legendaris, seperti Walter Zenga, Francesco Toldo, dan Gianluca Pagliuca. Siapa kiper anutan Anda?

Inspirasi saya datang dari seorang sepupu bernama Jasmin Handanovic. Saat ini dia adalah kiper NK Maribor. Dia berusia enam tahun lebih tua ketimbang saya. Berkat penampilannya, saya jatuh cinta dengan posisi kiper.

Sosok yang lain adalah Peter Schmeichel. Lemparan bolanya sangat kuat, yang memungkinkan rekan setimnya membuat bahaya di gawang lawan.

Setelah memenangi gelar Serie A, Coppa Italia, dan Liga Champion di bawah Jose Mourinho, Inter mengalami penurunan. Ketika Anda bergabung, Inter sudah lima kali berganti pelatih.

Saya bergabung ketika klub mengalami perubahan dalam hal generasi pemain dan kepemilikan klub. Semuanya memberi saya motivasi tambahan walau sangatlah alami jika kami harus berantakan ketika tim mengalami pergantian staf. Kedengarannya aneh, namun setiap klub akan mengalami sebuah periode di mana mereka tidak bisa sukses.

Pagliuca sangat memuji penampilan Anda.

Selalu menyenangkan mendengar pujian dari kiper-kiper hebat, apalagi yang legendaris. Soalnya, hanya mereka yang tahu bagaimana rasanya berdiri di antara dua tiang gawang. Semua aksi penyelamatan, apa pun bentuknya, apalagi yang bisa membawa kemenangan untuk tim, sangat penting.

Anda juga dijuluki sebagai Batman sehingga muncul istilah “Batmanovic”.

Mungkin karena saya adalah kiper yang berdiri sendiri di belakang, seperti Batman yang juga penyendiri. Akan tetapi, saya menyukainya. Berdiri sendiri, menyaksikan rekan-rekan lain beraksi, adalah sesuatu yang harus dibiasakan. Akan tetapi, ada ikatan yang sangat kuat di antara para kiper Inter. Kami saling membantu untuk menyesuaikan diri.

Target musim ini?

Saya ingin berkembang, terutama dari sudut pandang pribadi. Juga memenangi trofi untuk Inter. Selalu ada tekanan yang timbul ketika saya berkompetisi dengan klub-klub besar.
Rasanya hal itu normal untuk atlet mana pun. Saya harus bisa menghadapinya dan semuanya tergantung pada hal itu.

Inter berganti kepemilikan lagi dan pemilik yang baru, dari Tiongkok, agaknya sangat terfokus pada target membawa Inter ke Liga Champion serta menjadi juara Serie A.

Rasanya, klub seperti Inter harus berkompetisi dengan klub-klub besar lainnya dari musim ke musim. Kita lihat saja nanti apakah dari semua target itu ada yang tercapai.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Jalu Wisnu Wirajati
Sumber : Tabloid BOLA


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X