Hokuto Bank memang gagal melaju ke final putri Djarum Superliga 2017. Meski demikian, tim asal Jepang itu banyak memetik pelajaran berharga.
Hal itu disampaikan langsung oleh pelatih Hokuto, Sho Sasaki, seusai timnya kalah 1-3 dari Berkat Abadi Banjarmasin, pada Jumat (24/2/2017).
"Laga (semifinal) hari ini berkesan karena lawan kami kuat," kata Sho yang berkontribusi membawa Jepang menjuarai Piala Thomas 2014.
"Hasil ini setidaknya bisa dijadikan pembelajaran bagi kami untuk tampil lebih baik pada masa mendatang," kata Sho menambahkan.
Hal senada turut dinyatakan oleh pemain ganda putri Hokuto, Mayu Matsumoto. Dia mengaku kagum dengan performa para pemain Indonesia.
"Pemain Indonesia itu stabil. Mereka tak hanya sekadar smes, tetapi juga memikirkan strategi. Sebagian besar pemain Indonesia memang kuat. Kami pasti akan ikut superliga lagi," kata Mayu.
Baca Juga:
- 'Griezmann Pasti Bergabung dengan Manchester United'
- Mourinho Sindir Man City yang Turunkan Tim U-21 Vs Chelsea
- Pemain Terkasar Jadi Pahlawan di AC Milan
Sementara itu, pemain Hokuto lainnya, Wakana Nagahara, membahas soal pengalamannya bertanding di Indonesia.
Wakana mengungkapkan ada sejumlah perbedaan budaya antara Indonesia dan Jepang dalam menyaksikan sebuah laga bulu tangkis.
"Saya merasa pertandingan di Indonesia itu menyenangkan. Kalau di Jepang, penonton tak diperbolehkan bersuara. Di Indonesia malah ramai. Situasinya benar-benar berbeda," kata Wakana seraya tersenyum.
Hokuto sebetulnya memendam misi tersendiri pada Superliga 2017. Sho mengaku bahwa Hokuto berambisi menaklukkan tim sesama Jepang, Kumamoto Saishunkan.
"Tujuan kami pada Djarum Superliga adalah mengalahkan Kumamoto. Namun, ternyata melebihi target hingga ke semifinal, ujar Sho.
Hokuto menjadi satu-satunya tim asing yang mencapai semifinal putri Superliga 2017. Sedangkan Kumamoto, GIFU Tricky Panders, dan Granular terhenti pada babak penyisihan grup.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | - |
Komentar