Hanya sembilan bulan setelah membawa Leicester City juara Premier League 2015-2016, Claudio Ranieri resmi dipecat oleh manajemen klub beralias The Foxes. Krisis hasil menjadi alasan logis pemecatan pelatih berusia 65 tahun itu.
Konfirmasi pemecatan Claudio Ranieri diterbitkan Leicester City pada Kamis (23/2/2017) atau Jumat dini hari WIB.
Keputusan ini diambil setelah Riyad Mahrez cs terpuruk di liga domestik, tersingkir di Piala FA, dan teranyar kalah di kandang Sevilla pada leg I babak 16 besar Liga Champions (22/2/2017).
Di Premier League, sang juara bertahan kini bergelut dengan perangkap degradasi. Sampai pekan ke-25, Leicester tertanam di peringkat ke-17 dengan 21 poin.
Mereka hanya terpaut dua angka dari tim peringkat terbawah, Sunderland. The Foxes juga menjadi juara bertahan pertama dalam 61 tahun yang merangkai lima kekalahan beruntun di liga teratas Inggris.
Before Leicester, the last reigning top-flight champion to lose 5 league games in a row were Chelsea in March 1956https://t.co/Jo5rlDdGH4 pic.twitter.com/yFJ2DsOJo6
— BBC Sport (@BBCSport) February 23, 2017
Ironisnya, lima kekalahan terakhir itu muncul tanpa satu pun ukiran gol dari anak asuh Ranieri!.
Masing-masing terjadi ketika bersua Chelsea (0-3), Southampton (0-3), Burnley (0-1), Manchester United (0-3), dan Swansea (0-2).
"Leicester City Football Club telah berpisah dengan Claudio Ranieri. Claudio, diangkat sebagai manajer pada Juli 2015, memimpin klub menuju kejayaan terbesar dalam 133 tahun sejarah klub dengan gelar juara Liga Inggris untuk kali pertama". Demikian kutipan pernyataan resmi di situs Leicester.
10th January 2017: Claudio Ranieri wins FIFA World Manager Of The Year.
23rd February 2017: Claudio Ranieri sacked by Leicester.
Madness. pic.twitter.com/SFsD1ZoFzk
— GeniusFootball (@GeniusFootball) February 23, 2017
Baca Juga:
- Audi Field, Stadion Anyar Klub Milik Erick Thohir
- 3 Terbaik dan Terburuk di Kompetisi Eropa Akhir Pekan Kemarin
- Willie Overtoom Berikan Jaminan ke Maung Bandung
"Statusnya sebagai manajer tersukses Leicester City sepanjang masa tidak diragukan. Akan tetapi, hasil di liga domestik telah menempatkan status klub sebagai peserta Premier League dalam ancaman dan dewan secara berat hati merasa perlu adanya perubahan di level kepemimpinan." Begitu lanjutan konfirmasi tersebut.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Leicester City |
Komentar