SOLO, JUARA.net – Stadion Manahn yang ada di Solo adalah arena yang penuh inspirasi bagi Semen Padang. Tetapi, bukan itu alasan tim asuhan Nilmaizar ini datang lebih awal ke kota ini untuk laga perempat Piala Presiden 2017.
Pada 29 Mei 2010 atau enam tahun silam, klub berjulukan Kabau Sirah kembali menapaki kasta tertinggi kompetisi negeri ini, Indonesia Super League (ISL) untuk musim berikutnya.
Saat itu, Stadion Manahan bersahabat dengan mereka. Sebab di arena yang ada di Solo ini, Semen Padang menjadi tim peringkat tiga Divisi Utama.
Mereka menang tipis 1-0 atas Persiram Raja Ampat melalui sepakan penalti Edward Wilson Junior. Tiga poin itu membuat Semen Padang promosi ke ISL 2011.
Baca juga:
- Bukti Angga Rezky Makin Berkembang di Kompetisi Junior Spanyol
- Rahasia Febri Hariyadi Diketahui Pelatih Fisik Semen Padang
- Ikuti Jejak Manuel Neuer, Misi Kiper Persiba di Seleksi Timnas U-22
Nilmaizar pada momen itu masih menjadi asisten pelatih. Semen Padang ditangani oleh pelatih asal Moldova, Arcan Iurie. Tetapi tugas Arcan Iurie digantikan Nil pada saat ISL 2011-2012.
Sekarang, Nil kembali ke Solo untuk misi yang berbeda. Semen Padang berebut satu tiket ke semifinal Piala Presiden 2017.
Untuk mengikuti jejak positif 2010, Semen Padang pun sudah sampai di Kota Bengawan itu sejak tiga hari lalu.
”Stadion Manahan adalah arena yang menjadi inspirasi buat saya. Dari sini dulu, saya memulai bersama Arcan Iurie menaikkan Semen Padang ke tangga kompetisi elit sepak bola Indonesia,” ujar Nil.
”Tentu, kenangan dan sejarah itu harus bisa dijadikan inspirasi dan motivasi untuk kembali meraih sukses,” tuturnya.
Akankah sukses pada 2010 itu menjadi kekuatan dan motivasi tambahan bagi Semen Padang. Mereka akan menantang Bhayangkara FC pada Minggu (26/2/2017).
”Insya Allah. Kami akan bekerja keras untuk mengulangi sukses enam tahun lalu. Saya ingin kembali mencatatkan kemenangan buat Semen Padang,” kata kapten Semen Padang, Hengky Ardiles.
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | - |
Komentar