Jika diibaratkan pesawat terbang, Leicester City sukses mempertahankan dua sayap yang membuat mereka bisa mengangkasa musim lalu: Jamie Vardy dan Riyad Mahrez.
Penulis: Sem Bagaskara
Namun, skuat beralias The Foxes itu kini sulit lepas landas karena mereka kehilangan N'Golo Kante, yang bekerja ibarat mesin.
Premier League 2016-2017 baru berumur tujuh pekan, Leicester sudah menyatakan kerinduan kepada Kante.
"Tim mana pun yang kehilangan Kante, pasti akan merindukannya dan hal itu terjadi kepada kami. Namun, kami harus terus melangkah," kata kapten Leicester, Wes Morgan, di Sky Sports.
Gelandang asal Prancis itu berperan instrumental terhadap keberhasilan The Foxes menjuarai Premier League 2015-2016.
Jika Vardy dan Mahrez dikenang karena gol-golnya, Kante melegenda di King Power Stadium berkat determinasi dan kegarangannya.
Musim lalu, Kante memuncaki daftar jumlah tekel (175) dan cegatan (156) Premier League. Leicester pun menjadi susah ditembus.
Sebelum masuk ke area 16 meter The Foxes, lawan sudah dibuat pusing oleh karang tangguh bernama Kante.
Manajemen Leicester paham bahwa performa brilian Kante akan mengundang minat dari tim-tim mapan Inggris dan Eropa.
Langkah antisipatif sudah dilakukan The Foxes dengan membeli Daniel Amartey seharga 6,6 juta pound dari Kobenhavn pada Januari 2016.
N'Golo Kante lantas benar-benar meninggalkan Leicester pada Juli 2016 guna bergabung dengan Chelsea.
Proposal menggiurkan senilai 32 juta pound untuk Kante sangat sulit ditolak Leicester.
"Kami punya pemain lain yang datang dan melakukan pekerjaan bagus. Tak ada gunanya meratapi masa lalu dan N'Golo. Kami memiliki pemain yang bisa mengisi sepatunya," ujar Morgan soal kepindahan Kante ke Chelsea.
Figur yang diharapkan langsung bisa "mengisi sepatu" Kante adalah Nampalys Mendy. Gelandang berpaspor Prancis itu dipinang dengan mahar 15,5 juta pound dari OGC Nice.
Hanya, gangguan cedera menghalangi Mendy untuk unjuk gigi. Pemain berusia 24 tahun itu baru empat kali mentas di Premier League 2016-2017.
Ia kalah bersaing dengan Danny Drinkwater, Amartey, dan Andy King. Tak puas dengan Mendy, Leicester kembali melakukan "audisi" pengganti Kante pada Januari 2017.
Kurang Garang
Pilihan dijatuhkan kepada gelandang Genk, Wilfred Ndidi. Harganya lumayan mahal yakni, 17,6 juta pound.
Namun, efek positif kehadiran Ndidi belum jua dirasakan Leicester di Premier League. Sejak datang ke King Power Stadium pada 3 Januari 2017, ia telah lima kali tampil, semua sebagai starter.
Dalam lima partai tersebut, The Foxes selalu kalah, kemasukan 12 kali, dan tak sekali pun bikin gol!
Statistik tersebut tentu saja memojokkan Ndidi, yang seharusnya berfungsi sebagai tameng kuat pertahanan Leicester.
Dana senilai 39,7 juta pound (657,2 miliar rupiah) yang dipakai Leicester untuk membeli Amartey, Mendy, dan Ndidi tampak terbuang percuma.
Bukan cuma nominal itu lebih banyak dari pemasukan yang didapatkan The Foxes dari penjualan Kante.
Amartey, Mendy, dan Ndidi belum mampu menyamai kegarangan Kante. Selama berbaju Chelsea musim ini, Kante telah melakukan 86 tekel.
Pencapaian Kante itu bahkan tak bisa disamai oleh gabungan Amartey, Mendy, dan Ndidi! Ketiga jangkar Leicester tersebut secara kolektif hanya mencatat 50 tekel di Premier League 2016-2017.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.744 |
Komentar