Bulu tangkis Inggris Raya (GB Badminton) terancam absen pada Olimpiade Tokyo 2020. Hal ini terjadi setelah mereka kalah banding atas penghapusan anggaran dari Badan Olahraga Inggris (UK Sport).
UK Sport mengucurkan dana sebesar 5,7 juta poundsterling atau sekitar Rp 94 miliar selama periode 2012-2016. Dari anggaran tersebut, UK Sport berharap bulu tangkis di negara mereka bisa bersinar.
Namun, harapan itu dinilai tidak memenuhi target. Pada Olimpiade Rio 2016, Inggris Raya hanya bisa meraih medali perunggu melalui pasangan ganda putra Marcus Ellis/Chris Langridge.
Pandangan berbeda disampaikan kubu GB Badminton. Menurut mereka, bulu tangkis Inggris Raya sudah berada di jalur untuk memenangi lebih banyak medali pada Olimpiade Tokyo.
"Berdasarkan kekuatan bukti prestasi, kami mampu bertanggung jawab atas investasi yang sudah diberikan," demikian pernyataan resmi GB Badminton yang dilansir BBC, Selasa (21/2/2017).
"Kami tidak percaya UK Sport menyimpulkan bahwa mereka harus tetap dengan keputusan mereka dan tidak memberi kami sepeser pun untuk program GB Badminton," tulis GB Badminton.
"Kami punya pemain yang berada di jalur untuk memenangi medali-medali pada Olimpiade Tokyo 2020 dan keyakinan kami terhadap mereka tidak berubah. Kami akan mengambil waktu untuk memikirkan langkah selanjutnya," tulis GB Badminton.
Bulu tangkis bukan satu-satunya cabang olahraga yang kehilangan pendanaan dari UK Sport. Selain bulu tangkis, cabang panahan, goalball, anggar, tenis meja, angkat besi, dan rugby kursi roda juga menerima nasib sama.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | BBC |
Komentar