Seturut keberhasilan menjadi juara Premier League musim lalu, Leicester City juga menembus Liga Champions 2016-2017, langsung ke fase grup. Raja Inggris mengilap di Liga Champions, tetapi melempem di Premier League. Fokus sang debutan ke Eropa bisa berharga mahal.
Penulis: Christian Gunawan
Hasil di fase grup menjadi bukti sahih konsentrasi tinggi Leicester City di Liga Champions. Keputusan ini bisa dimengerti. Mentalitas yang berbeda bisa jadi terdorong panggung megah kompetisi mewah ini.
Klub beralias The Foxes itu sulit membantah pendapat bahwa Liga Champions merupakan ajang antarklub terbesar di dunia.
Jadi, alamiah jika klub-klub ingin sukses di kompetisi yang satu ini.
Baca juga:
- Pebulu Tangkis Rusia Tergila-gila dengan Makanan Indonesia
- Silakan Hengkang, Arsene Wenger!
- Pique: Datang ke Stadion, Jangan Nonton di Rumah!
Di luar faktor uang, ajang ini menampilkan sekian banyak klub dan pemain terbaik di muka bumi.
Saat musim kompetisi tengah bergulir, Liga Champions mampu menyedot perhatian, tak hanya Eropa, juga dunia.
Etalase yang ditawarkan ajang ini mendorong pemain Si Rubah tampil lebih bernafsu ketimbang di EPL, yang telah mereka taklukkan.
Iming-iming pemasukan besar dari partai Liga Champions juga dipastikan menambah motivasi The Foxes.
Untuk klub berukuran kecil, tambahan sekian juta euro akan terasa besar.
Dengan keberhasilan berada di fase grup saja, Leicester sudah mengantungi 12,7 juta euro.
Untuk setiap kemenangan akan ada imbalan sebesar 1,5 juta dan setengah juta buat setiap hasil imbang.
Kelolosan ke 16 besar menambah pundi-pundi kas klub East Midlands itu sebanyak 6 juta.
Dengan empat kemenangan dan satu imbang di Grup G, total uang yang sudah didapatkan Leicester senilai 25,2 juta euro.
Tambahan 6,5 juta menunggu di perempat final bila Si Rubah dapat melewati hadangan Sevilla.
Untuk hal mengejar pendapatan, yang masih bertambah dengan penjualan tiket pada hari laga, semua kubu, entah mapan atau gurem, juga melakukannya.
Walau sudah kuat dalam hal finansial, keberhasilan lolos ke Liga Champions menjadi keharusan hingga kerap dianggap seperti sudah juara saja.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar