Lini belakang masih menjadi titik lemah Sriwijaya. Setidaknya, data itu terungkap setelah Sriwijaya melakoni tiga laga grup Piala Presiden 2017. Laskar Wong Kito kemasukan empat gol.
Penulis: Noverta Salyadi
Bukan catatan mengesankan mengingat Sriwijaya dihuni barisan pertahanan kelas wahid. Siapa tak kenal Bio Paulin, eks palang pintu Persipura, dan Rudolof Yanto Basna, pemain muda yang tengah naik daun.
Namun, kerja sama keduanya belum solid. Terbaru, Yanto bahkan menjadi aktor di balik kekalahan timnya dari Pusamania Borneo di laga terakhir grup.
Penggawa timnas Piala AFF 2016 itu gagal menjalin komunikasi yang baik dengan kiper Teja Paku Alam. Bola liar yang gagal dihalau Yanto mampu dimanfaatkan pemain Pusamania, Fandi Ahmad, menjadi gol.
Menilik kondisi itu, pelatih Sriwijaya, Widodo Cahyono Putro, menginginkan perbaikan sebelum partai babak delapan besar digelar.
“Kami tentunya akan ada perubahan ke depan. Kami ingin mengurangi kesalahan penempatan posisi yang masih menjadi pekerjaan rumah. Walaupun lolos ke perempat final, kami tetap melakukan evaluasi,” kata Widodo.
"Performa tim sedikit menurun di laga terakhir grup dibandingkan dua laga sebelumnya. Terutama soal komunikasi, kami akan segera membenahi komunikasi antarpemain," ucapnya.
Sorotan terhadap lini belakang Sriwijaya makin tajam setelah Bio mengalami cedera di laga kontra Pusamania.
Saat pekerjaan rumah membuat solid komunikasi barisan pertahanan belum kelar, Widodo mendapat tugas baru mencari pengganti bek berdarah Kamerun itu.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar