Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Fokus Evaluasi Sriwijaya FC Ada di Lini Pertahanan

By Kamis, 23 Februari 2017 | 23:01 WIB
Selebrasi gelandang Sriwijaya FC,  Slamet Budiyono, seusai mencetak gol ke gawang Barito Putera pada lanjutan Grup D Piala Presiden 2017 di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Senin (13/2/2017).
YAN DAULAKA/JUARA.NET
Selebrasi gelandang Sriwijaya FC, Slamet Budiyono, seusai mencetak gol ke gawang Barito Putera pada lanjutan Grup D Piala Presiden 2017 di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Senin (13/2/2017).

Lini belakang masih menjadi titik lemah Sriwijaya. Setidaknya, data itu terungkap setelah Sriwijaya melakoni tiga laga grup Piala Presiden 2017. Laskar Wong Kito kemasukan empat gol.

Penulis: Noverta Salyadi

Bukan catatan mengesankan mengingat Sriwijaya dihuni barisan pertahanan kelas wahid. Siapa tak kenal Bio Paulin, eks palang pintu Persipura, dan Rudolof Yanto Basna, pemain muda yang tengah naik daun.

Namun, kerja sama keduanya belum solid. Terbaru, Yanto bahkan menjadi aktor di balik kekalahan timnya dari Pusamania Borneo di laga terakhir grup.

Penggawa timnas Piala AFF 2016 itu gagal menjalin komunikasi yang baik dengan kiper Teja Paku Alam. Bola liar yang gagal dihalau Yanto mampu dimanfaatkan pemain Pusamania, Fandi Ahmad, menjadi gol.

Menilik kondisi itu, pelatih Sriwijaya, Widodo Cahyono Putro, menginginkan perbaikan sebelum partai babak delapan besar digelar.

“Kami tentunya akan ada perubahan ke depan. Kami ingin mengurangi kesalahan penempatan posisi yang masih menjadi pekerjaan rumah. Walaupun lolos ke perempat final, kami tetap melakukan evaluasi,” kata Widodo.

"Performa tim sedikit menurun di laga terakhir grup dibandingkan dua laga sebelumnya. Terutama soal komunikasi, kami akan segera membenahi komunikasi antarpemain," ucapnya.

Sorotan terhadap lini belakang Sriwijaya makin tajam setelah Bio mengalami cedera di laga kontra Pusamania.

Saat pekerjaan rumah membuat solid komunikasi barisan pertahanan belum kelar, Widodo mendapat tugas baru mencari pengganti bek berdarah Kamerun itu.

Baca Juga:

Adaptasi juga menjadi perhatian Laskar Wong Kito. Perombakan lini belakang membuat lini belakang melakukan penyesuaian lagi. Padahal, duet Yanto-Bio paling banyak tampil dibanding duet Yanto-Firdaus Ramadhan.

Sang kapten, Yu Hyun-koo, juga mengakui proses adaptasi di Sriwijaya belum tuntas. Setiap pemain masih belajar memahami karakter masing-masing.

“Saya yakin tim ini makin lama akan semakin baik. Sudah terlihat perubahan dari setiap pertandingan yang ada,” ujar pemain asal Korea Selatan itu.

Sementara itu, Sriwijaya sendiri tetap menjalani latihan di Bali untuk menjaga kebugaran dan meningkatkan konsentrasi tim sebelum berangkat ke Solo untuk melakoni perempat final pada 25-26 Februari.

“Pemain harus konsentrasi latihan. Karena itu, mereka diberikan waktu tinggal lebih lama lagi di Bali. Selain itu, kami ingin menjaga kondisi pemain. Pasalnya, jika pulang ke Palembang, tentunya pemain lelah,” tutur Achmad Haris, Sekretaris Sriwijaya.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Firzie A. Idris
Sumber : Tabloid BOLA


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X