Aksi tidak terpuji diperlihatkan suporter tuan rumah Rad Beograd saat menjamu FK Partizan dalam lanjutan Superliga Serbia, Minggu (19/2/2017). Mereka melakukan pelecehan rasialis dan satu pemain tim tamu pun menangis.
Korbannya adalah gelandang FK Partizan, Everton Luiz. Setiap pemain berusia 28 tahun itu mendapat bola, suara menyerupai monyet menggema dari tribune fans tuan rumah.
Hinaan bukan cuma dalam bentuk verbal. Penggemar Rad Beograd juga memasang spanduk bernada hinaan rasialis yang ditujukan kepada Luiz.
Petugas keamanan sudah mengimbau agar suporter berhenti melemparkan hinaan. Namun, tidak digubris.
Baca juga:
- Laki-laki Jadi Cheerleader, Kenapa Harus Malu?
- Tanpa Nasi, Maria Selena Tetap Seksi
- Guardiola: Cedera Jesus Tak Akan Melemahkan Man City
Alhasil, setelah peluit tanda akhir pertandingan dibunyikan, Luiz meninggalkan lapangan sambil menangis.
Racist chanting mars Belgrade derby and leaves Partizan star Everton Luiz in tearshttps://t.co/jERwgdQnT5 pic.twitter.com/5KvUftCQFC
— Daily Record Sport (@Record_Sport) February 20, 2017
Setidaknya, Luiz bisa sedikit tersenyum karena Partizan berhasil memenangi laga dengan skor tipis 1-0. Kemenangan yang membuat skuat asuhan Marko Nikolic bertahan di peringkat kedua klasemen.
"Saya mendapat hinaan rasial selama 90 menit dan semakin merasa sedih karena pemain lawan membiarkan hal tersebut. Mereka semua menyerang saya," ucap Luiz.
"Saya ingin melupakan ini secepat mungkin. Saya menyukai Serbia dan orang-orang di sini. Hal itulah alasan mengapa saya menangis," tutur pemain asal Brasil itu.
Kasus pelecahan rasialis terhadap pemain Brasil bukanlah hal baru dalam sepak bola. Hal tersebut dikarenakan kulit mereka yang cenderung hitam.
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | Mirror |
Komentar