Pelatih Juventus, Massimiliano Allegri, sedikit gusar karena timnya gagal menang dengan skor lebih meyakinkan saat berjumpa Cagliari (2-0) pekan silam.
Penulis: Sem Bagaskara
Pada akhirnya Allegri tetap bahagia lantaran Juventus berada dalam trek yang benar untuk menuju kepada titel scudetto keenam secara beruntun.
"Hal yang paling penting adalah meraih tujuan utama, yakni scudetto keenam. Kami akan menjadi legenda," tutur pelatih kelahiran Livorno itu.
Jika hanya bicara pencapaian personal, Allegri kini sudah layak disebut legenda. Bukan cuma di Juventus, tapi juga sepak bola Italia.
Tolok ukurnya adalah jumlah partai yang dibutuhkan untuk mencapai torehan 100 kemenangan.
Hasil sempurna yang diraih di markas Cagliari pada pekan ke-24 Serie A 2016-2017 merupakan tripoin ke-100 Allegri bersama skuat Si Nyonya Tua.
Sepanjang sejarah Juventus, tak ada pelatih lain yang lebih cepat dari Allegri soal mengumpulkan 100 kemenangan. Nama-nama yang dikalahkan Allegri bukanlah figur sembarangan.
Di antaranya ada Antonio Conte, Marcello Lippi, sampai Carlo Carcano, yang mengantar Juventus meraih empat scudetto berurutan dari 1930-1931 hingga 1933-1934.
Variasi
Fleksibilitas taktik adalah kunci prestasi Allegri di Juve. Ia tak membuang formasi 3-5-2 warisan Conte yang sudah teruji.
Allegri justru memperkaya variasi taktik Juve dengan menerapkan skema 4-3-1-2, yang sukses mengantar mereka ke final Liga Champions 2014-2015, dan 4-2-3-1, yang menjadi terobosan terbarunya.
"Ketika bermain sepak bola, Anda mesti menjadi spektakuler," kata Allegri di Sky Sport Italia.
Baca Juga:
- 3 Alasan Arsene Wenger Harus Tinggalkan Arsenal
- Audi Field, Stadion Anyar Klub Milik Erick Thohir
- Leicester dan 5 Contoh Kemunduran Terbesar di Dunia Olahraga
Pakem 4-2-3-1 memungkinkan Allegri menurunkan banyak pemain ofensif. Bahkan, Mario Mandzukic bisa tetap mendapatkan tempat meski pos ujung tombak sudah diisi Gonzalo Higuain.
Mandzukic kini punya peran baru sebagai bomber melebar. Ia tampil di posisi penyerang sayap kiri, bagian dari trio penyokong Higuain.
Keseimbangan Juve tak terganggu meski menggeber skema yang sangat ofensif. Sejak memakai 4-2-3-1 dalam lima partai terakhir, Si Nyonya Tua selalu menang dan tak pernah kebobolan.
Rapor manis itu kemungkinan akan berlanjut saat Juve menjamu Palermo, Jumat (17/2/2017). Allegri punya rekor impresif ketika memimpin Si Nyonya Tua menghadapi Palermo.
Dalam lima perjumpaan kontra Palermo bareng Juve, Allegri selalu meraup hasil sempurna. Ia menyaksikan anak asuhnya mencetak 11 gol dan tak pernah kemasukan.
KOMPARASI ALLEGRI DENGAN PELATIH LEGENDARIS JUVENTUS DAN SERIE A
- MASSIMILIANO ALLEGRI (Juventus/2014-...) - 142 partai untuk mencapai 100 kemenangan
- ANTONIO CONTE (Juventus/2011-2014) - 149
- MARCELLO LIPPI (Juventus/1994-1999; 2001-2004) - 164
- CARLO CARCANO (Juventus/1930-1934) - 145
- CARLO ANCELOTTI (AC Milan/2001-2009) - 176
- HELENIO HERRERA (Inter Milan/1960-1968; 1973-1974) - 171
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.743 |
Komentar