Jika ada tim yang diharapkan untuk menghindarkan Premier League musim 2016-2017 “mati muda”,tim tersebut adalah Tottenham Hotspur. Namun, kekalahan dari Liverpool FC pada pekan ke-25 pada Sabtu (11/1) membuat harapan tersebut kini seolah menjadi kabur.
Penulis: Dedi Rinaldi
Hingga pekan ke-24, Chelsea FC sudah melesat menciptakan jurang angka dengan perbedaan delapan poin dari Manchester City dan 10 poin dari Spurs, yang berada di posisi ketiga.
Ketika klub-klub favorit lain banyak yang terpeleset, Spurs sebaliknya menjadi tim yang paling konsisten dalam mengumpulkan angka penuh.
Performa ini yang kemudian menjadikan Spurs dianggap sebagai tim yang paling mungkin memberikan tekanan kepada Chelsea.
Selain itu, pemain-pemain klub asal London ini, seperti Harry Kane, Dele Alli, dan pemain lain, bisa tampil konsisten di antara bintang-bintang di klub.
Terbukti, gelandang serang Dele Alli sukses menggondol sebuah penghargaan bergengsi di Premier League, yaitu dinobatkan sebagai pemain terbaik EPL pada Januari silam.
Alli memang tampil sangat ciamik dan menarik sepanjang Januari 2017. Pemain berusia 20 tahun itu menjadi salah satu kunci dan yang paling mewarnai permainan Tottenham di lini depan bersama Kane.
Hanya, kegemilangan Alli harus tercoreng pada pekan ke-25 saat menderita kekalahan dari Liverpool.
Angka Spurs tertahan dan hal ini membuat gelisah pelatih Mauricio Pochettino.
“Kekalahan ini membuat kami bertanya-tanya, apakah Tottenham layak menjadi kandidat juara pada musim ini?” kata Pochettino dengan geram.
Berharap Terpeleset
Bagi Harry Kane, kondisi ini memang menyesakkan dan secara tidak langsung memberikan tekanan tersendiri kepada tim.
Karena itu, Kane sangat berharap timnya kembali mengencangkan konsentrasi di Premier League.
Juga pada sisi eksternal berharap Chelsea akan terpeleset dan kehilangan poin sehingga Spurs bisa mendapatkan peluang menyalip mereka.
Sang tetangga sesama penghuni Kota London tersebut memang tampil fantastis di bawah asuhan Antonio Conte sepanjang musim ini.
Chelsea terus bertengger di puncak klasemen dan sangat difavoritkan menjadi juara.
Meskipun begitu, Kane sangat yakin Chelsea masih bisa terpeleset seperti tim-tim besar di Premier League belakangan ini.
“Mudah-mudahan mereka akan kehilangan beberapa poin. Memang benar, Chelsea memiliki jarak 10 poin sekarang, tetapi di Premier League apapun bisa terjadi,” ujar Kane.
Kane mencontohkan bahwa tim sekelas Liverpool pernah kehilangan poin melawan Hull City atau Arsenal tiba-tiba bisa kalah melawan Watford.
“Siapa yang mengira kejadian itu? Hal seperti ini bisa terjadi di EPL dan kami harus siap mengambil keuntungan jika mereka terpeleset,” tutur Kane lagi.
Seperti dikatakan Manajer Pochettino, inti dari harapan tersebut ialah bagaimana Spurs bisa semakin berpikir keras dan fokus pada ajang Premier League.
Tanpa keinginan besar tersebut, Spurs seperti akan mengulangi kegagalan pada musim lalu ketika trofi sudah mendekat, tetapi performa anjlok.
Niat untuk fokus pada Premier League saat ini masih mendapat gangguan karena sepanjang Februari ini saja, Spurs akan bermain di kancah Liga Europa dan Piala FA selain berjuang di EPL.
Pada Kamis (16/2), Spurs akan melancong ke kandang klub Belgia, KAA Gent, untuk melakoni pertandingan Liga Europa fase 32 besar.
Setelah itu, tiga hari berselang, The Lilywhites bertemu Fulham di kandang lawan pada ajang babak V Piala FA.
Empat hari kemudian, yaitu Kamis (23/2), Tottenham kembali bertemu Gent di White Hart Lane dalam lanjutan Liga Europa.
Baru sesudahnya mereka kembali lagi kancah EPL, bertemu Stoke City, Minggu (26/2).
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.742 |
Komentar