Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

25 Tahun Liga Champions, Bukan Mahakarya tetapi Paling Diinginkan

By Rabu, 15 Februari 2017 | 18:04 WIB
Trofi Liga Champions dipajang jelang laga final antara Real Madrid dan Atletico Madrid di San Siro, Mei 2016.
PIERRE-PHILIPPE MARCOU/AFP
Trofi Liga Champions dipajang jelang laga final antara Real Madrid dan Atletico Madrid di San Siro, Mei 2016.

“It may not be an artistic masterpiece, but everybody in football is keen to get their hands on it.” Itulah kata-kata yang termuat di situs resmi UEFA tentang trofi yang beken dengan julukan Si Kuping Besar. 

Penulis: Dian Savitri

Mungkin bukan trofi tercantik yang ada, tetapi semua yang terlibat di sepak bola sangat ingin meraihnya. Kira-kira begitu makna kata-kata itu. Trofi yang ada sekarang adalah edisi kelima dari desain 1967.

Desain asli atau trofi yang pertama kali dibuat diberikan kepada Real Madrid setelah klub itu menjadi juara Piala Champion sebanyak enam kali.

Sesuai aturan yang diberlakukan sejak 1968/69, piala asli menjadi milik klub mana pun yang bisa memenangi turnamen sebanyak lima kali atau tiga kali beruntun. Setelah itu, klub itu memulai siklus yang baru.

Real Madrid, Ajax, Bayern Muenchen, AC Milan, Liverpool, dan Barcelona berhak menyimpan trofi orisinil di ruang trofi mereka.

Karena trofi sudah menjadi milik Madrid, Sekjen UEFA saat itu, Hans Bangerter, diberi tugas untuk membuat trofi yang baru pada 1967. Trofi dengan tinggi 73,5 cm dan berat 7,5 kg itu dirancang oleh Juerg Stadelmann, ahli perhiasan dari Berne, Swiss.

“Saya dan ayah, Hans, mendatangi kantor Bangerter dan menutupi lantai ruang kantornya dengan berbagai desain trofi. Bangerter memberikan komentar kurang lebih seperti ini: ‘Orang Bulgaria ingin trofi yang seperti ini, orang Spanyol seperti itu, orang Jerman memilih yang seperti ini’. Lantas kami menyatukan semua desain itu layaknya menyatukan jigsaw puzzle,” kata Stadelmann.

Stadelmann lantas menyelesaikan trofi itu dalam waktu 340 jam atau sekitar 14 hari, dengan gravir permanen dilakukan oleh Fred Baenninger. Pekerjaan dilakukan dengan cepat. Selain karena deadline dari UEFA yang ketat, juga karena Stadelmann sudah punya jadwal tersendiri.


Neymar (kanan bawah) berselebrasi dengan pemain FC Barcelona seusai mengalahkan Juventus pada final Liga Champions 2015 di Berlin(LAURENCE GRIFFITHS/GETTY IMAGES)


Editor : Firzie A. Idris
Sumber : Tabloid BOLA


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X