Juventus belakangan gemar mentas dengan skema agresif, 4-2-3-1, yang memungkinkan mereka menurunkan empat pemain ofensif sekaligus. Alhasil tiki-taka ala Juve pun tercipta.
Tiki-taka selama ini lekat dengan gaya sepak bola Barcelona yang berbasis operan dan penguasaan bola.
Aliran permainan Juve barangkali tak secair Barca, akan tetapi Si Nyonya Tua telah menunjukkan kehebatan mereka dalam mengendalikan permainan.
Formasi Juventus belakangan juga kerap disebut 4-2-fantasia.
Si Nyonya Tua memainkan kuartet bek, dua gelandang jangkar, dan empat pemain ofensif seperti Juan Cuadrado, Paulo Dybala, Mario Mandzukic, dan Gonzalo Higuain.
Strategi tersebut memaksa lawan bertahan dengan sangat dalam. tak heran jika Juventus sangat sering mengontrol laga.
Baca Juga:
- Leicester 10 Jam Tak Cetak Gol, Ranieri Sudah Tahu 2 Masalahnya
- Kebobolan dari Free-kick, Thibaut Courtois Sebut Ada Salju
- Spalletti: Pemain seperti Radja Nainggolan Selalu Jadi Sorotan
Menurut situs Wyscout, Juventus rata-rata menguasai bola selama 45 menit per laga.
Durasi itu cuma kalah 15,9 detik dari Fiorentina yang menempati posisi pertama daftar.
Akurasi operan Juve juga sangat baik, yakni 89 persen.
Kredit layak diberikan kepada pelatih Massimiliano Allegri yang berani mengambil risiko untuk menurunkan formasi yang terlihat tak seimbang.
Alih-alih timpang, Juve justru kian sulit diserang karena mereka begitu prima dalam menguasai pertandingan.
"Momentum musim ini tiba ketika saya berpikir sudah saatnya berganti formasi. Posisi kami di klasemen tak ada hubungannya, tetapi lebih kepada performa," kata Allegri.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tuttomercatoweb |
Komentar