Mantan petenis nomor satu dunia dari Spanyol, Rafael Nadal, segera ditinggalkan pelatih sekaligus pamannya, Toni Nadal. Toni berniat untuk fokus dengan akademi tenis mereka.
"Mulai tahun depan saya tidak akan mendampingi Rafael di lapangan pertandingan. Selanjutnya, saya akan fokus sepenuhnya pada akademi tenis kami," tutur Toni kepada tennisitaliano.it yang dilansir Eurosports, Minggu (12/2/2017).
"Hubungan saya dengan Rafael baik-baik saja. Selama beberapa tahun bersama, kami tidak pernah mengalami suatu krisis," kata Toni lagi.
Lebih lanjut, Toni membantah spekulasi pertengkaran antara dirinya dengan Nadal, Toni mengatakan bahwa yang mendasari keputusannya tersebut adalah suatu proses alamiah.
"Hingga dia berusia 17 tahun, saya yang memutuskan semuanya. Lalu, Carlos Costa datang sebagai manajer. Kemudian ayahnya juga mendekat, semua dari mereka memiliki opini masing-masing," ujar Toni.
"Jujur saja, setiap tahun peran saya sebagai pengambil keputusan semakin berkurang, sampai tiba hari saya tidak lagi menjadi pengambil keputusan lagi," kata Toni menambahkan.
Kendati Toni mengaku tidak punya masalah dengan sang keponakan, kubu Nadal justru merasa terkejut dengan pernyataan Toni.
Juru bicara Nadal, Benito Perez, menyebut keputusan Toni tersebut tidak disangka-sangka.
"Pernyataan Toni mengejutkan kami. Jika dia mengatakan itu, berarti itulah faktanya," ucap Perez kepada AFP.
"Saya akan berbicara dengan Rafael mengenai ini dalam beberapa hari ke depan. Namun, saya pikir kami tidak akan langsung membicarakan masalah ini," kata Perez menambahkan.
Toni mulai melatih Nadal sejak keponakannya tersebut masih remaja. Selama bekerja bersama, Nadal berhasil meraih 14 gelar Grand Slam, satu medali emas Olimpiade Beijing 2008, dan status peringkat satu dunia.
Nadal mengalami kemunduran prestasi dalam dua musim terakhir menyusul cedera yang silih berganti menerpa.
Musim ini, petenis 30 tahun ini kembali dengan sangat kuat. Hal itu ditunjukkan Nadal dengan menembus babak final Australia Terbuka.
Meski akhirnya kalah lima set oleh seteru abadinya, Roger Federer (Swiss), pada babak final, pencapaian Nadal tersebut tetap menjadi sinyal waspada bagi para kompetitor.
Mulai musim ini, Nadal tidak hanya dilatih oleh Toni. Dia menambah amunisi tim pelatihnya dengan merekrut mantan petenis Spanyol, Carlos Moya.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | EuroSport |
Komentar