Pelatih AS Roma, Luciano Spalletti, tidak mempersoalkan kebiasaan anak asuhnya, Radja Nainggolan, mengonsumsi rokok.
Kebiasaan buruk itu terlihat dalam sebuah video wawancara Nainggolan dengan Corriere dello Sport beberapa hari lalu.
Aksi Nainggolan tentu mendapatkan respons negatif karena dipertontonkan di ruang publik, meskipun sang pemain sudah diketahui merokok sejak lama.
Beda hal dengan sikap Spalletti. Dia tetap mengizinkan Nainggolan menikmati tembakau asalkan performa di lapangan tidak terganggu.
Syarat tersebut dipenuhi Nainggolan dengan mencetak delapan gol dan dua assist dalam 32 pertandingan yang dijalani Roma pada musim 2016-2017.
"Tidak ada masalah. Nainggolan menjalani kehidupan normal dan beristirahat pada malam hari. Dia menemukan keseimbangan dalam hidupnya," tutur Spalletti.
14 - #Roma have won their last 14 home matches, a new record in their top league history. Wonderful. pic.twitter.com/XZtsBhtSZJ
— OptaPaolo (@OptaPaolo) February 7, 2017
Hanya saja, Spalletti meminta pemain berdarah Indonesia itu untuk berhati-hati ketika tampil di ruang publik.
Terlebih lagi, komentar Nainggolan di video tersebut turut memicu kontroversi. Dia menyebut bahwa Juventus selalu mendapatkan penalti dan tendangan bebas.
"Ada musuh yang ingin menampar Anda di depan umum. Nainggolan belajar dari pengalaman ini," ucap sang pelatih.
Komentar Nainggolan tentang kebiasaan Juventus mendapatkan penalti memang bisa menjadi bumerang buat Roma.
Editor | : | |
Sumber | : | Football Italia, Corriere dello Sport |
Komentar