Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

NDRC, Proyek Terbaru FIFA dan PSSI

By Segaf Abdullah - Sabtu, 11 Februari 2017 | 14:46 WIB
FIFA, Fifpro, ECA dan PSSI melakukan pertemuan untuk membahas National Dispute Resolution Chamber (NDRC). Perwakilan klub seperti Semen Padang, Pusamania Borneo FC, Bali United dan APPI juga hadir dalam pertemuan tersebut di Hotel Sultan, Jakarta,  9-10 Februari 2017.
DOK. PSSI
FIFA, Fifpro, ECA dan PSSI melakukan pertemuan untuk membahas National Dispute Resolution Chamber (NDRC). Perwakilan klub seperti Semen Padang, Pusamania Borneo FC, Bali United dan APPI juga hadir dalam pertemuan tersebut di Hotel Sultan, Jakarta, 9-10 Februari 2017.

Wakil Ketua Umum PSSI, Joko Driyono, menyambut positif rencana pembentukan National Despute Resolution Chambers (NDRC). Menurut dia, langkah baru tersebut penting untuk semangat membangun sepak bola Indonesia.

Hal itu disampaikan Joko Driyono dalam jumpa pers terkait hasil pertemuan PSSI dengan FIFA di Hotel Sultan, Jakarta, Jumat (10/2/2017).

NDRC adalah pengadilan arbitrase independen guna menangani sengketa yang membelit antara klub dan pemain. Badan ini bertindak berdasarkan aduan dan berada dalam naungan PSSI.

"Ini menjadi terobosan untuk kita semua. Tentu, ini sangat penting dalam membantu membangun sepak bola Indonesia yang lebih maju," ucap Joko.

Joko menambahkan, NDRC paling lambat bisa dioperasikan pada 2018. Kini, FIFA tengah melakukan persiapan pembentukan dan diharapkan selesai pada November 2017.

Baca juga:

"Tidak bisa terburu-buru untuk membentuk NDRC. Ini harus disusun dengan mempertimbangkan banyak hal," kata pria asal Ngawi, Jawa Timur, itu.

FIFA menjadikan Indonesia sebagai satu dari empat negara yang dijadikan proyek percontohan NDRC. Di Asia, baru dua negara yang ditunjuk yaitu Indonesia dan Malaysia.

Untuk proyek itu, FIFA pun memberikan subsidi kepada PSSI sebesar 40.000 dolar AS atau sekitar Rp 532 juta.

Adapun tiga substansi sengketa yang dapat diselesaikan pada NDRC. Pertama, terkait kontrak pemain di klub.

Kedua, kompensasi latihan atau kompensasi yang diberikan klub ketika mengikat kontrak pemain secara profesional, di mana pesepak bola dilatih saat pada usia muda alias masih berstatus amatir.

Ketiga, kompensasi solidaritas yaitu mekanisme penghargaan transfer antarklub.

Untuk proyek ini, FIFA memberikan subsidi kepada PSSI sebesar 40.000 dolar AS atau sekitar Rp 532 juta.

Pertemuan yang dilakukan pada 9-10 Februari 2017 tersebut juga melibatkan Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI) dan perwakilan klub Liga 1 yakni Semen Padang, Pusamania Borneo FC (PBFC), serta Bali United.


Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Beri Bagja
Sumber : -


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X