Fiorentina musim ini memiliki dua rupa. Melawan Udinese, La Viola seharusnya menampakkan wajah menawan yang pernah membuat Juventus terpesona dan menyerah 1-2 di Artemio Franchi pada 15 Januari silam.
Penulis: Sem Bagaskara
Ketika membekuk Juventus, Fiorentina bermain mengalir dan menampilkan koordinasi bagus dalam bertahan.
Permainan yang sangat bertolak belakang ditunjukkan pasukan arahan Paulo Sousa pada pekan ke-23 Serie A, di mana mereka dihajar AS Roma 0-4 di Olimpico.
Wajah penuh borok La Viola muncul lagi. Pertahanan yang digalang Gonzalo Rodriguez terlihat rapuh dan mudah ditembus. Pemain juga sering gegabah dan salah dalam melepas operan.
"Saya tak cemas. Saya mesti bekerja dan berbenah dengan pemain yang tersedia. Bertahan secara kolektif, bukan sebagai individu," kata Sousa di Sky Sport Italia.
Baca Juga:
- Momen JUARA: Gol Penalti Antonin Panenka di Final Piala Eropa 1976
- Siapa Pemain Tersubur Inggris di Kompetisi Eropa Musim Ini?
- Firman Utina Merasa Jadi Muda Lagi
Musim ini, La Viola sudah enam kali kemasukan tiga gol atau lebih dalam satu pertandingan. Sampai pekan ke-23 Serie A 2016-2017 gawang Ciprian Tatarusanu telah bergetar 33 kali.
Pada periode serupa, musim lalu La Viola hanya menderita 22 gol. Senatori alias pemain senior La Viola semodel Rodriguez (32 tahun) dan Borja Valero (32) tak boleh tinggal diam.
Duel melawan Udinese pada pekan ke-24 mesti diambil sebagai momentum untuk bangkit. Artemio Franchi bisa dijadikan pegangan dan pelecut motivasi La Viola.
Fiorentina selalu menang dalam delapan kesempatan terakhir menjamu Udinese. Mereka mampu mencetak 26 gol (3,25 gol per gim) dan cuma sembilan kali kemasukan!
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar