Pelatih Malaga, Marcelo Romero, bertandang ke markas Villarreal dalam pertandingan La Liga, Minggu (12/2/2017), dengan bermodalkan rekor buruk. Apakah torpedo Kapal Selam Kuning siap membombardir 'pelatih kemarin sore' itu?
Penulis: Septian Tambunan
Pengalaman Romero di dunia kepelatihan terbilang masih sangat hijau. Dia baru diangkat sebagai juru taktik Malaga pada 28 Desember 2016 setelah sempat menempati posisi asisten pelatih kubu La Rosaleda dalam periode 1 Juli 2014 hingga 27 Desember 2016.
Romero ditunjuk menggantikan tugas Juande Ramos yang diberhentikan oleh sang pemilik klub, Sheikh Abdullah Al Thani, karena cuma sanggup meraup rata-rata 1,31 poin per laga dari total 16 pertandingan.
Namun, bukannya membaik, Malaga justru semakin terpuruk. Di bawah besutan Romero, Carlos Kameni dan kawan-kawan harus menanggung empat kekalahan dan cuma menuai satu hasil seri alias mendulang 0,2 poin per laga.
Satu-satunya pertandingan seri ini pun cuma diraih dari penghuni dasar klasemen, Osasuna. Hal tersebut diperparah dengan jumlah kemasukan Malaga yang mencapai sembilan gol dan sekadar bisa mencetak tiga gol.
MCFNews| Marcelo Romero: "We're in a moment where calm can be our victory" #VillarrealMálaga https://t.co/ERlrAthiva
— Málaga CF English (@MalagaCF_en) February 11, 2017
Catatan negatif pasukan Romero seolah-olah menjadi bumbu penyedap bagi Villarreal yang selalu berhasil mengunci tiga poin dari empat partai terakhir menghadapi Malaga.
Bahkan, Fran Escriba yang baru menduduki posisi entrenador Villarreal per 11 Agustus 2016 sudah pernah mempermalukan Malaga di depan pendukungnya ketika menang 2-0 dalam pertemuan pertama (10 September 2016).
Berbekal pengalaman melatih sejak 1 Juli 2012, Escriba telah tujuh kali melawan Malaga. Selain keberhasilan meraup poin penuh bersama Villarreal, dia pernah mengantarkan Valencia unggul dua kali dan Getafe satu kali atas Malaga.
Namun, Escriba juga sudah menelan tiga kekalahan dari Malaga. Dia tunduk dua kali dengan Elche asuhannya dan satu kali bersama Getafe.
Baca Juga:
- Leicester dan 5 Contoh Kemunduran Terbesar di Dunia Olahraga
- Momen JUARA: Gol Penalti Antonin Panenka di Final Piala Eropa 1976
- Firman Utina Merasa Jadi Muda Lagi
Jika tak ingin mengulang masa-masa kelam ditaklukkan Malaga, Escriba wajib meminta timnya tampil habis-habisan sepanjang pertandingan, terutama pada babak kedua. Mengapa?
Tiga gol Malaga di bawah pimpinan Romero selalu muncul pada 45 menit kedua lewat lesakan Ignacio Camacho (menit ke-79), Juanpi Anor (63’), dan gol bunuh diri pemain Celta Vigo, Daniel Wass (86’).
Mampukah Malaga mencetak gol ke gawang Villarreal? Bukannya tak mungkin, tapi sangat sulit. Apalagi kiper Villarreal, Sergio Asenjo, saat ini sedang bagus-bagusnya.
Sampai pertandingan terakhir, 0-0 melawan Sevilla, Asenjo adalah kiper terbaik di Eropa!
Patokannya, dia memiliki persentase penyelamatan paling tinggi (81,8%) di antara penjaga gawang lain di Benua Biru, termasuk Marc-Andre Ter Stegen (Barcelona) atau Manuel Neuer (Bayern Muenchen)!
"Dengan pengorbanan rekan yang saya miliki di lini belakang, lebih mudah meraih cleansheet," ucap Asenjo di As.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar