Deputi Sekjen Bidang Sepak Bola PSSI, Fanny Riawan, berjanji untuk memberikan perhatian khusus pada sepak bola perempuan. Termasuk, keseriusan dalam urusan menentukan pelatih menjelang Piala AFF perempuan 2017.
Timnas perempuan Indonesia memang kalah pamor dibanding timnas pria. Namun, hal itu terjadi lantaran sepak bola kaum hawa tidak diberikan porsi perhatian yang cukup oleh PSSI.
Setelah pembekuan pada 2015, PSSI era sekarang berhasrat untuk kembali menggalakkan sepak bola perempuan di Indonesia. Salah satunya dengan menjalankan kompetisi.
"Persaingan sepak bola perempuan di Asia Tenggara begitu luar biasa. Maka, kami akan cari cara untuk memutar kompetisi, entah itu diawali dari pemain futsal perempuan atau bahkan polisi perempuan," tutur Fanny.
Fanny menambahkan, komitmen PSSI juga menggulirkan kembali liga sepak bola perempuan berbarengan dengan kick-off Liga 1, 26 Maret 2017.
Baca juga:
- Firman Utina Merasa Jadi Muda Lagi
- Anthony Ginting Tembus Babak Semifinal Thailand Masters
- Gelar Premier League Bukan Target Arsenal
Tidak hanya itu, menjelang Piala AFF perempuan di Thailand pada Mei-Juni 2017, PSSI saat ini tengah khusyuk menentukan pelatih anyar timnas perempuan Indonesia.
"Kami ingin sepak bola perempuan tidak asal ada. Kami tidak ingin mengulangi hal itu," ucap dia.
Sejauh ini sudah ada dua nama yang masuk kandidat pelatih. Dua nama tersebut adalah Rully Nere dan Dananjaya.
Menilik ke belakang, timnas sepak bola perempuan Indonesia sebetulnya pernah disegani di level Asia. Prestasi terbaik mereka kala menjadi semifinalis pada Piala Asia 1977 dan 1986.
Sayang, perlahan prestasi sepak bola kaum hawa Indonesia meredup. Ditengarai, salah satu penyebabnya adalah pembubaran pengurus Liga Sepak Bola Wanita (Galanita) pada 1993.
Editor | : | Aloysius Gonsaga |
Sumber | : | - |
Komentar