Striker Chelsea, Diego Costa, menunjuk pendahulunya, Didier Drogba, sebagai sosok panutan yang membuat dirinya tajam.
Produktivitas Costa sungguh menonjol pada musim 2016-2017. Berbekal catatan 15 gol dari 22 laga, pemain asal Spanyol itu memuncaki daftar top scorer sementara Premier League.
Costa pun merasa bisa tampil tajam karena mengikuti gaya main Drogba, yang merangkum 164 gol dalam 381 pertandingan bersama tim berjulukan The Blues.
Bahkan, saat masih berseragam Atletico Madrid, Costa sudah mengikuti kiprah sang idola.
"saya juga melakukan hal serupa saat Pantai Gading bertanding. Ada rasa takjub. Sebab, sekadar menyaksikan permainan dia saja sudah membantu saya," tutur Costa.
9 - Chelsea have won nine successive Premier League home games & the aggregate score in these matches is 27-4 in Chelsea’s favour. Machine.
— OptaJoe (@OptaJoe) February 4, 2017
Baca Juga:
- 'Virus' AFF Menerpa Stefano Lilipaly
- Luis Milla, Pelatih dengan Gaji Termahal Sepanjang Sejarah Timnas
- Bek Andalan SC Telstar Ingin Harumkan Timnas Indonesia
Drogba tidak cuma menjadi panutan, tetapi juga sempat menjadi rival buat Costa. Hal itu terjadi pada musim 2014-2015, ketika pemilik nama terakhir baru bergabung dengan Chelsea.
Costa tidak lantas merasa gentar untuk bersaing dengan sosok yang dikaguminya.
"Drogba tidak membuat saya takut. Saat saya tampil bagus dan mencetak gol, dia memberikan dukungan. Begitu juga sebaliknya," ucap Costa.
Kini, tidak seperti Costa yang semakin mapan di Chelsea, Drogba justru berstatus tanpa klub. Dia tidak melanjutkan kontraknya dengan Montreal Impact yang berakhir pada Januari 2017.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Transfermarkt, Telegraph |
Komentar