SLEMAN, JUARA.net – Striker Mitra Kukar, Monieaga Bagus Suwardi, akan melakukan reuni dengan klub lamanya, PSS Sleman. Kedua tim akan berduel di Grup A Piala Presiden 2017 di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Kamis (9/2/2017) sore.
“Ini akan menjadi pertandingan emosional bagi saya. Tetapi, tim sudah berganti pemain. Meski demikian, saya tak melupakan PSS Sleman. Saya selalu ingin bermain dengan dukungan suporter yang luar biasa,” ucap Monieaga Bagus.
Monieaga memiliki memori indah dan juga pahit selama dua musim memperkuat PSS. Ya, striker yang akrab disapa Moni ini membela PSS sejak 2012. Dia meninggalkan Arema yang berkompetisi di Liga Prima Indonesia (LPI) saat liga terbelah.
Selepas membela Arema, Moni bergabung dengan PSS. Dia ikut membawa PSS menjuarai kompetisi Divisi Utama LPIS.
“Ada momen membahagiakan karena bisa mengantarkan PSS menjadi juara Divisi Utama LPIS. Tetapi, ada momen menyakitkan sehingga saya dan teman-teman dikenai sanksi. Saya terpaksa mengakhiri karier di PSS karena hukuman tidak boleh bermain sepak bola,” ujar Monieaga.
Ya, Monieaga dikenai sanksi lima tahun tidak boleh bermain sepak bola karena tersangkut kasus sepak bola gajah pertandingan PSS melawan PSIS Semarang di kompetisi DU 2014.
“Jelas, saya terpukul dengan kejadian itu. Padahal, kami sudah berpikir PSS akan ke final dan promosi ke Indonesia Super League. Tetapi, semua berantakaan karena kasus itu. Setelah kejadian itu, saya sudah berpikir bakal kena sanksi dari PSSI," kata Moni.
"Ternyata memang benar meski hukumannya membuat saya terkejut,” tutur Moni, yang menjadi satu-satunya pemain korban sepak bola gajah yang direkrut klub Liga 1. Dia direkrut Mitra Kukar setelah sanksinya diputihkan.
Pelatih Jafri Sastra melihat kemampuan Monieaga sehingga direkrut Mitra Kukar. Sebelumnya, dia pernah bergabung dengan Mitra Kukar yang tampil di Piala Jenderal Sudirman. Namun, Monieaga kemudian dilarang tampil meski sudah dua kali bermain dan mencetak satu gol.
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | - |
Komentar