"Sebenarnya saya mendapat beasiswa untuk meneruskan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) I Manado. Tetapi, kalau saya di Manado terus, saya tidak akan berkembang. Saya juga tidak mau menyusahkan orang tua. Makanya, saya pilih berkarier voli ke pulau Jawa," aku Rendy.
Rendy juga sempat dibujuk salah satu pelatih PON agar mengurungkan niatnya hijrah ke pulau Jawa. Namun, tekadnya sudah bulat untuk berlatih ke Samator yang bermarkas di Driyorejo, Gresik.
"Orangtua sempat melarang saya pergi bersama Samator. Setelah mengetahui tekad dan cita-cita saya, mereka memberi restu," ucap Rendy.
"Sebelum berangkat, mereka memberi pesan agar saya bisa bertahan di Samator dan melalui berbagai tantangan dengan tegar. Sampai pulau Jawa, saya bertekad untuk jadi pemain sukses," ujar pemilik tinggi badan 191 sentimeter ini.
Selama 1,5 tahun berlatih dengan Samator, Rendy terpilih mengikuti kejuaraan nasional yunior pada 8 Juli 2012 dan berhasil membawa timnya menjadi juara.
Pada Desember 2012, dia terpilih mengikuti Livoli. Saat itu, dia merasa masih canggung dan kaku ketika bermain.
Kekurangan tersebut dia perbaiki ketika mewakili Indonesia pada Asian School Games 2013. Hasilnya, Merah Putih menjadi juara.
"Setelah itu, saya mulai turun pada Proliga 2012 dan masih menjadi cadangan. Saya kemudian terus memperbaiki diri dengan mempelajari teknik pemain idola saya, Bli I Nyoman Rudi Tirtana (mantan pemain timnas)," kata Rendy.
Kemampuan Rendy kian terasah setelah dia berhasil membawa Tanah Air menjuarai Asian School Games 2013.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | - |
Komentar