Manchester City menambah daya gedor melalui Gabriel Jesus. Namun, sorotan terbesar buat City tertuju kepada pertahanan. Kiper tak mendapatkan penguatan, meninggalkan pekerjaan rumah untuk para bek, yang juga merupakan titik lemah yang tak ditambal.
Penulis: Christian Gunawan
Saat Man City menang atas West Ham di tengah pekan, John Stones telah memperlihatkan perbaikan dalam hal determinasi. Performa Stones di laga itu kembali menegaskan sebuah hal: ia memiliki kelebihan dalam operan.
Dengan tingkat akurasi operan di atas 90 persen, terbaik kedua setelah Ilkay Guendogan, Stones boleh jadi masih mendapatkan perhatian Pep Guardiola.
Sang manajer menyukai permainan operan dan tak jarang dengan bangunan serangan dari lini belakang. Hanya, perkara defensif menjadi masalah buat sang bek baru Man City ini.
Bek yang dibeli mahal, 47,5 juta pounds, dari Everton pada musim panas lalu ini membuat dua tekel dan tiga sapuan tanpa intersep dan blok.
Total, Stones baru membuat 17 tekel dari 19 laga liga, angka yang kecil untuk bek tengah kendati City membuat rata-rata 60 persen penguasaan bola.
Sebagai perbandingan, rekannya di sentral pertahanan, Nicolas Otamendi, menorehkan sebuah tekel dan lima sapuan plus sebuah blok meski tanpa cegatan.
Untuk menegaskan kekurangan Stones, Aleksandar Kolarov, yang sempat beberapa kali dicoba menjadi bek tengah, lebih mengilap di titik bek kiri.
Pemain Serbia itu membuat dua tekel, dua intersep, sebuah sapuan, dan dua aksi menahan tembakan lawan.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar