Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Chelsea Mirip Manchester United Era Sir Alex?

By Rabu, 8 Februari 2017 | 09:19 WIB
Manajer Chelsea, Antonio Conte (kanan), bersalaman dengan John Terry yang pergi meninggalkan lapangan pertandingan setelah mendapat kartu merah dalam pertandingan ronde ketiga Piala FA 2016-2017 menghadapi Peterborough United di Stadion Stamford Bridge, London, Inggris, pada 8 Januari 2017.
SHAUN BOTTERILL/GETTY IMAGES
Manajer Chelsea, Antonio Conte (kanan), bersalaman dengan John Terry yang pergi meninggalkan lapangan pertandingan setelah mendapat kartu merah dalam pertandingan ronde ketiga Piala FA 2016-2017 menghadapi Peterborough United di Stadion Stamford Bridge, London, Inggris, pada 8 Januari 2017.

Ada sisi lain dari arti kemenangan Chelsea atas Arsenal pada Sabtu (4/2/2017). Kemenangan itu seolah menjadi jawaban sekaligus mengaburkan asumsi yang beredar bahwa Chelsea di bawah asuhan Antonio Conte mirip dengan skuat Manchester United pada era Sir Alex Ferguson dahulu yang terbiasa dominan atas tim-tim kecil.

Penulis: Dedi Rinaldi

Dalam prosesnya menguasai puncak klasemen, Chelsea sempat meraih 13 kemenangan beruntun dengan mengalahkan tim-tim yang disebut kecil.

Tim-tim tersebut antara lain Leicester City, Hull, Crystal Palace, Sunderland, hingga Bournemouth.

Dominasi Chelsea melawan tim kecil ini yang dianggap mirip dengan kinerja dan strategi Manchester United pada masa lalu, tepatnya saat dimanajeri Sir Alex.

Bisa jadi gaya ini akan ditiru The Blues karena strategi ini yang bisa membuat United juara dan mendominasi Inggris.

Kiper legendaris West Ham, Shaka Hislop, mengatakan tidak salah apabila Chelsea melakukannya. Pasalnya, terbukti Chelsea telah menetap di puncak klasemen karena tampil lebih baik dari tim-tim lainnya dan mengambil poin dari tim-tim yang lebih lemah.

“Begitulah cara Man United memenangi semua gelar di bawah Sir Alex Ferguson, dan hal ini dilakukan Chelsea sekarang. Chelsea lebih baik dari tim lain,” kata Hislop, yang juga menyatakan dirinya tidak melihat akan ada yang bisa mendongkel Chelsea di puncak klasemen.

Tentu saja kemenangan atas Arsenal membuat asumsi bahwa Chelsea hanya dominan atas klub-klub kecil menjadi sirna.

“Ya, mengapa harus ada asumsi seperti itu? Kami lebih menekankan konsistensi baik saat menghadapi tim kecil maupun besar,” ungkap Conte.

Baca Juga:

Pada perjalanannya di musim ini Chelsea memang tidak hanya dominan terhadap tim kecil. Tottenham Hotspur dan United sudah dikalahkan.

Bahkan, saat menaklukkan Setan Merah dengan skor 4-0 membuat Manajer Man United yang mantan Manajer Chelsea, yaitu Jose Mourinho, benar-benar terdiam.

Sekarang, tuntutannya ialah bagaimana Conte mampu memelihara konsistensi keperkasaan dalam menghadapi sisa musim. Pasalnya, penurunan bisa saja terjadi dengan tiba-tiba seperti yang kini menjerat Manchester City serta Liverpool.

Termasuk juga bagaimana memberi porsi yang pas kepada para pemain inti maupun cadangan. Salah satu yang terpenting ialah apakah Conte pada sisa musim ini benar-benar tak akan memberi kesempatan pada mantan kapten John Terry alias JT untuk turun merumput lagi?

 

Rela Dipinggirkan

John Terry memang pernah mengatakan bahwa dirinya rela tidak bermain lagi mengingat Chelsea mampu meraih banyak hasil bagus tanpa kehadirannya.

JT tak ingin mengganggu momentum yang ada dan rela duduk di bangku cadangan, termasuk saat menghadapi pertandingan melawan tim-tim tenar.

Akan tetapi, bek hebat seangkatan JT yang kini telah pensiun, yaitu Rio Ferdinand, menyatakan tidak percaya dengan pernyataan tersebut.


Bek Chelsea, John Terry (biru), berduel dengan pemain Peterborough United, Ryan Tafazolli, dalam laga ronde ketiga Piala FA di Stadion Stamford Bridge, London, Inggris, 8 Januari 2017.(SHAUN BOTTERILL/GETTY IMAGES)

 

Menurut Rio, JT merasa malu dengan situasi yang kini dialami di Chelsea karena sulit mendapat kesempatan bermain dari Conte.

“Saya mengenal JT. Dia merupakan seorang kompetitor. Saya pernah mengalami situasi serupa di Manchester United, dan terasa memalukan bagi seorang profesional, di mana Anda sebelumnya terus bermain sepanjang hidup Anda. Sulit menerima bahwa Anda sekarang sudah tidak bisa memenuhi standar yang ada,” kata Rio.

Menurut Rio, sesungguhnya JT merasa terluka karena dirinya sudah menjadi kapten dan menjadi “Mr. Chelsea” selama bertahun-tahun.

“Mungkin saja JT mengatakan hal yang benar. Namun, di lubuk hatinya saya tahu dia merasa terluka, dia ingin bermain. Jika Chelsea memenangi EPL, maka JT harus dimainkan dalam beberapa laga agar dirinya merasakan mendapatkan trofi dan medali,” kata Rio lagi.

Sempat tersiar kabar bahwa Bournemouth tertarik mengamankan jasa JT sebagai pinjaman hingga akhir musim. Namun, Conte memastikan bahwa JT merupakan sosok yang penting.

“Meskipun tidak bermain, dia tetap menjadi sosok yang penting di ruang ganti. Skuat ini membutuhkan kehadirannya,” ucap Conte.

Jadi, peluang JT mendapatkan kesempatan merumput masih terbuka. Apalagi jika Chelsea mampu memastikan gelar juara dengan kondisi musim belum tuntas memainkan 38 partai.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Beri Bagja
Sumber : Tabloid BOLA


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X