Manajer Chelsea, Antonio Conte, menggunakan analogi itik buruk rupa dan angsa cantik untuk menggambarkan kiprah timnya.
Istilah itik buruk rupa mengacu rapor merah Chelsea pada Premier League 2015-2016. Mereka gagal mempertahankan gelar juara dan bahkan mengakhiri musim di peringkat kesepuluh.
Hasil minor itu membuat Jose Mourinho terdepak dari kursi manajer pada pertengahan musim. Kehadiran Guus Hiddink sebagai manajer interim tak begitu berpengaruh sehingga manajemen mendaulat Conte sebagai suksesor.
Masuk saat moral tim tengah anjlok pada musim panas 2016, Conte tidak memungkiri bahwa tugasnya sungguh berat.
"Melihat performa Chelsea pada musim sebelumnya, Anda tidak bisa mengubah itik buruk rupa menjadi angsa cantik dalam sekejap," tutur Conte.
9 - Mourinho's Chelsea have lost to 9 different PL opponents in 15/16, the same number they lost to in the whole of his 1st spell. Special.
— OptaJoe (@OptaJoe) December 16, 2015
Baca Juga:
- Cerita di Balik Gol Pertama Lilipaly untuk Cambuur
- Ronaldinho Resmi Pulang ke Barcelona
- Luis Milla, Pelatih dengan Gaji Termahal Sepanjang Sejarah Timnas
Hasil yang diraih Chelsea pada awal musim menjadi pembenaran terhadap kata-kata Conte. Tim berjulukan The Blues sempat memenangi tiga laga pertama, lalu kembali mengalami krisis hasil.
Mereka kalah beruntun dari Liverpool, 16 September 2016, dan Arsenal, 24 September 2016. Namun, dua hasil tersebut menjadi titik balik Chelsea.
Diawali dengan keputusan Conte mengubah formasi 4-1-4-1 menjadi 3-4-3, Chelsea mengalami lonjakan dengan memenangi 16 dari 18 partai terakhir liga.
"Saya sebenarnya memiliki keyakinan buta terhadap apa yang dilakukan. Namun, saya ternyata telah mengambil keputusan penting," kata Conte.
Editor | : | |
Sumber | : | Transfermarkt, Telegraph, Sky Sport Italia |
Komentar