Sebagai juara bertahan Premier League, Leicester City mengalami penurunan performa yang drastis dalam semusim. Kiper mereka, Kasper Schmeichel, tak mau lagi membahas soal gelar musim 2015-2016.
Kekalahan 0-3 saat menjamu Manchester United, Minggu (5/2/2017), menyebabkan Leicester City kian terpuruk mendekati jurang degradasi.
Gol-gol Henrikh Mkhitaryan, Zlatan Ibrahimovic, dan Juan Mata membuat The Foxes menelan empat kekalahan beruntun di Premier League 2016-2017.
Pasukan Claudio Ranieri berada di peringkat ke-16 dengan baru menghimpun 21 poin. Mereka cuma unggul dua setrip dan satu poin di atas tim penghuni zona merah terdekat di peringkat ke-18, Hull City.
Misi menghindari degradasi kini menjadi target niscaya Leicester.
"Saatnya bagi semua pemain kami bangkit. Jika tidak, kami akan berakhir dengan degradasi. Tak ada seorang pun yang menginginkannya," ujar Schmeichel di Sky Sports.
FT: Leicester City 0-3 Manchester United.#LeiMnu pic.twitter.com/vKw1kiBmtS
— Leicester City (@LCFC) February 5, 2017
Anak legenda Manchester United, Peter Schmeichel, itu menilai Leicester City yang menjuarai Premier League 2015-2016 telah hilang. Dongeng indah tersebut tak boleh diungkit-ungkit lagi.
Hal itu karena fokus The Foxes kini adalah keluar dari papan bawah, bukan lagi merangkai mimpi juara layaknya musim lalu.
"Mari jangan bicarakan musim lalu. Semuanya telah berlalu dan Anda bisa melihatnya jelas dari performa kami musim ini," kata pria Denmark berusia 30 tahun itu.
Perbedaan drastis muncul apabila membandingkan capaian Leicester sekarang dengan musim lalu.
Sampai pekan ke-24 di kompetisi 2016-2017 The Foxes cuma mengemas 21 angka dari catatan 5 kemenangan, 6 kali imbang, dan 13 kali kalah.
Baca Juga:
- Momen JUARA: Gol Penalti Antonin Panenka di Final Piala Eropa 1976
- Juventus Klub Paling Untung dari Piala Eropa 2016
- 3 Rekrutan Paling Potensial pada Bursa Januari 2017 di La Liga
Pada titik yang sama musim lalu, Jamie Vardy cs melesat di kutub berlawanan, puncak klasemen, dengan perolehan 50 poin atau 29 angka lebih banyak!
Mereka saat itu membukukan 14 kemenangan, 8 kali seri, dan hanya 2 kali kalah. Soal kontradiksi ini, Leicester mesti sangat waspada berkaca pada nasib Newcastle United.
Seperti Leicester, musim lalu Newcastle baru meraup 21 poin sampai pekan ke-24. Ya, ujung-ujungnya, klub beralias The Magpies itu terdegradasi pada akhir musim.
Bagaimana dengan Leicester kali ini?
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | - |
Komentar