Belakangan muncul Tottenham Hotspur, tetapi dalam satu setengah dekade terakhir, penggemar sepak bola akan mengingat Chelsea dan Arsenal bila membicarakan klub bagus di London. Hingga keduanya dipisahkan ambisi.
Penulis: Christian Gunawan
Chelsea mencuat berkat pembentukan tim bintang kosmopolitan yang memudahkan perolehan trofi. Arsenal memiliki pendekatan yang lebih hemat, tapi tetap dengan resep mendatangkan pemain bagus.
Hanya, dalam satu dasawarsa terakhir, The Gunners merasakan kesulitan ketika bintang The Blues menunjukkan kualitas setara harga mahal yang dikeluarkan Roman Abramovich untuk mendatangkan mereka.
Ya, pada akhirnya ambisi yang membelah ibu kota Inggris itu. Sesekali Arsene Wenger, arsitek Gunners sejak 1996, bisa menjadi penantang gelar.
Namun, seturut kebijakan klub, yang lebih mementingkan kestabilan finansial daripada performa tim di lapangan hijau, jatah ke Liga Champions menjadi “prestasi” Arsenal selama bertahun-tahun.
Indikasi itu menguat lagi musim ini. Arsenal sempat memperlihatkan diri sebagai kandidat juara dengan menang 3-0 di derbi kontra Chelski di Stadion Emirates pada 24 September.
Kefavoritan The Blues, walau mendatangkan Antonio Conte, memudar. Sepekan sebelumnya, Chelsea juga keok di tangan Liverpool, yang melawat ke Stamford Bridge.
Setelah dua kekalahan itu, Chelsea tak hanya menolak menyerah. Conte merombak formasi sebelas awalnya dengan memainkan 3-4-3.
Revolusi tersebut menghasilkan 13 kemenangan beruntun yang berujung puncak klasemen dan keunggulan signifikan atas pesaing-pesaing lain. Termasuk Arsenal, walau pasukan Wenger sampai pekan ke-23 berada di peringkat ketiga.
Pembalasan
Arsenal datang ke Bridge pada Sabtu (4/2/2017) dengan niat memangkas defisit sembilan poin. Tugas ini tentu tak gampang. Kekalahan di tangan Liverpool adalah satu-satunya saat Chelski kehilangan poin di Bridge.
Tugas berat Arsenal terlihat dari catatan apik Chelsea di rumahnya. Usai dua kekalahan beruntun pada September, Si Biru menggelontorkan 24 gol dan hanya kebobolan tiga gol di Bridge.
Baca Juga:
- Momen JUARA: Gol Penalti Antonin Panenka di Final Piala Eropa 1976
- Juventus Klub Paling Untung dari Piala Eropa 2016
- Menerka Masa Depan Joao Cancelo, Si Pemilik DNA Barcelona
Khusus kontra Gunners, walau beberapa kali kalah di era Premier League, Chelsea siap menang lagi di rumahnya seperti di empat musim terakhir.
Arsenal bukan tanpa kesempatan mencuri poin. Mereka sempat memperlihatkan konsistensi.
Setelah kekalahan di pekan pembuka dari Liverpool, Mesut Oezil cs. hanya kalah dua kali di medio Desember.
Sejak Boxing Day, Si Gudang Peluru hanya sekali bermain seri, yakni di Bournemouth, sebelum kalah secara mengecewakan di Emirates Stadium pada tengah pekan lalu di tangan Watford.
Padahal, sebelumnya mental Arsenal tampak menguat. Akhir pekan lalu, Alexis Sanchez mencetak gol kemenangan timnya di pengujung laga.
[video]http://video.kompas.com/e/5303681813001_v1_pjuara[/video]
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.739 |
Komentar