Sembilan tahun silam Dendi Santoso masih canggung berada di antara pemain-pemain senior Arema. Ia kudu berhadapan dengan pemain berpengalaman macam Arif Suyono dan Ahmad Bustomi saat usianya baru 18 tahun.
Penulis: Ovan Setiawan/Ferry Tri Adi
Seiring berjalannya waktu dan bertambahnya usia, kini Dendi berada pada periode transisi menuju peran kedua seniornya itu.
Dengan tim dihuni banyak pemain muda, praktis pemain berusia 26 tahun itu menjadi anutan di Skuat Singo Edan.
“Saya pernah merasa canggung karena saat itu harus bergabung dengan pemain-pemain senior. Namun, lama-lama rasa canggung itu hilang berkat iklim kebersamaan di Arema. Tidak ada perbedaan antara pemain senior dan muda,” ujar Dendi.
Mengingat kisah itu, Dendi ingin meneruskan keharmonisan di Arema dalam menyambut pemain muda semisal Hanif Sjahbandi, Bagas Adi Nugroho, M Rafli, dan Nasir.
Bahkan, penyerang asli Malang itu antusias dan yakin pemain muda bisa membuat Arema makin bertaring.
“Sesama rekan di tim harus saling memotivasi, apalagi kepada pemain muda. Mereka harus didukung biar bisa berkembang lebih bagus,” tuturnya.
Keharmonisan itu berbuah kolaborasi manis senior dan junior yang berujung trofi Trofeo Bhayangkara di Stadion Manahan, Solo, pada Minggu (29/1/2017).
Pekerja Keras
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar