Keseriusan Persija Jakarta mengasah ketajaman lini depan demi menyongsong prestasi yang lebih baik di Liga 1 semakin terlihat semenjak kendali kepelatihan dipegang oleh Stefano Cugurra alias Teco.
Penulis: Indra Citra Sena
Juru taktik berkebangsaan Brasil itu mengakui telah menyadari permasalahan pelik Persija, yang tercatat sebagai tim paling minim mencetak gol di Torabika Soccer Championship (TSC) 2016.
Dia merancang beberapa jalan keluar, di mana salah satunya adalah menggeber fisik pemain dan memberikan materi khusus saat latihan.
“Latihan menembak tentu akan meningkatkan kepercayaan diri dan akurasi pemain. Saya ingin mereka lebih berani mengambil keputusan ketika mendapatkan ruang tembak dalam pertandingan,” kata Teco kepada Tabloid BOLA, Selasa (31/1/2017).
Turnamen pramusim bertajuk Trofeo Bhayangkara, Minggu (29/1/2017), menjadi bahan evaluasi bagi Teco.
Persija barangkali mesti pulang tanpa sekali pun memetik kemenangan, bahkan mencetak gol, tetapi dia menyaksikan perkembangan yang signifikan dari para pemain.
Satu hal yang mengecewakan adalah penampilan striker asing yang menjajal seleksi, Carlos Eduardo de Souza Floresta. Penampilannya tidak sesuai harapan sehingga langsung dicoret dua hari berselang.
Padahal, pemain yang akrab disapa Kahe itu adalah rekomendasi dari kenalan Teco.
Seleksi pun berlanjut dengan mendatangkan penyerang muda asal Argentina bernama Hugo Nicolas Retamal, Rabu (1/2/2017).
Tambahan striker asing bisa dibilang merupakan cara Teco untuk menyempurnakan rancangan jalan keluar terkait problem minimnya gol Persija.
Dia sengaja menyisakan satu slot lini depan dengan tujuan menambah daya gedor tim di Liga 1.
Baca Juga:
- Asal Jangan Potong Kumis, Indra Sjafri Tidak Keberatan Pakai Jas bersama Timnas
- Penjaga Gawang Persib Ini Gemar Koleksi Moge
- Timnas Indonesia Terima Undangan dari Tiga Negara
Namun, keinginan Teco bisa terbentur sejarah mengingat Persija kerap apes dalam merekrut striker asing. Keadaan ini berlangsung sejak pergantian milenium, di mana cuma segelintir nama yang sukses menyarangkan gol mencapai dua digit.
Koleksi paling banyak semusim adalah 16 gol. Jumlah ini pernah dicapai oleh tiga pemain, yakni Emmanuel De Porras (2004), Greg Nwokolo (2013), dan Pedro Javier Velazquez (2014).
Tak ada satu pun dari mereka yang meraih penghargaan sepatu emas liga di Persija. Catatan tersebut masih kalah dari striker lokal, yakni Bambang Pamungkas dan Budi Sudarsono.
Bepe tiga kali melebihi rekor gol pemain asing, masing-masing pada edisi 2000 (24), 2003 (24), dan 2009 (19), sedangkan Budi mengukir 17 gol di Liga Indonesia 2001.
Belajar dari masa lalu, bukan tidak mungkin Teco mengalihkan sasaran kepada striker lokal, entah melalui seleksi tim U-23 Persija maupun memaksimalkan potensi rekrutan baru yang sudah tersedia seperti Jefri Kurniawan dan Rudi Widodo.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar