UNICEF bersama FC Barcelona menyambangi Sekolah Luar Biasa Pembina Tingkat Nasional, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, pada Rabu (1/2/2017) untuk memperkenalkan metodologi pendidikan inklusif di Indonesia yang dikembangkan oleh FutbolNet.
Pada acara ini, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, hadir untuk melihat langsung kegiatan tersebut.
Selain itu, hadir pula perwakilan dari UNICEF Indonesia, Suhaeni Kudus, dan tiga perwakilan FCB Foundation.
Kegiatan ini diikuti oleh 300 anak dari 22 sekolah dengan latar belakang berbeda. Mereka dibagi menjadi belasan kelompok mengikuti permainan yang dipandu oleh pelatih dari Asian Soccer Academy (ASA) Foundation.
"Baru 18 persen dari total populasi anak-anak berkebutuhan khusus (difabel) di Indonesia yang telah ditangani dengan baik. Masih ada banyak tugas besar bagi kami dalam penanganan anak penyandang disabilitas," kata Muhadjir dalam pidatonya.
"Saya berharap program ini bisa maksimal membantu anak-anak penyandang disabilitas untuk mengembangkan bakat dan kemampuan untuk melanjutkan hidup supaya bisa sepenuhnya diterima di tengah-tengah masyarakat," ujarnya.
Metodologi FutbolNet ini memperkenalkan filosofi HEART yang merupakan kepanjangan dari Humility (rendah hati), Effort (usaha), Ambition (ambisi), Respect (hormat) dan Team work (kerja tim).
Indonesia merupakan satu dari tiga negara terpilih yang menjadi tuan rumah kemitraan 1in11, sebuah kerjasama antara UNICEF, FC Barcelona Foundation, dan Reach Out to Asia (ROTA), yang bertujuan untuk menggunakan kekuatan olahraga dan pendidikan untuk memastikan bahwa semua anak mendapatkan kesempatan yang layak dalam hidupnya.
Olahraga bersifat inklusif ini dipercaya memiliki banyak manfaat dan merupakan media komunikasi yang dianggap paling tepat untuk menyampaikan pesan kepada anak-anak, terutama bagi mereka yang memiliki kebutuhan khusus.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | - |
Komentar