Pelatih Indonesia U-19, Indra Sajfri (53), menegaskan bahwa pencarian pemain lewat metode blusukan bukan hal yang harus dipopulerkan.
Kini, Indra Sjafri mengaku terbantu untuk menjaring pemain dengan banyaknya turnamen kelompok umur yang digagas berbagai pihak.
"Jadi, blusukan pemain itu bukanlah yang harus dipopulerkan. Hal itu dilakukan kan karena kompetisi dan tim pencari bakat yang tidak berjalan dengan baik saat itu," ucap Indra kepada wartawan di Kantor PSSI, Kuningan, Jakarta, Selasa (31/1/2017).
"Sekarang, dengan turnamen-turnamen seperti Piala Suratin atau antar-diklat, saya menjadi cukup terbantu. Ditambah, teman-teman dari tim teknis juga sudah mengumpulkan beberapa pemain," kata mantan pemain PSP Padang periode 1985-1993 itu.
Indra Sjafri, yang sukses mengantarkan Indonesia U-19 menjuarai Piala AFF U-19 2013, dua tahun sebelumnya memang harus berkeliling Indonesia hingga mendapatkan Evan Dimas dkk.
Pada kesempatan keduanya melatih Garuda Muda, Indra konsisten ingin timnya menjadi representasi Indonesia secara keseluruhan. Maka, dia akan tetap melakukan pantauan kepada pemain-pemain muda dari Sabang sampai Merauke.
"Saya akan menjalin komunikasi dengan para pemandu bakat di daerah yang saya juga sudah kenal sebelumnya. Intinya, timnas kita harus bisa memperlihatkan keindonesiaan," tutur Indra.
Indra pun dituntut untuk kembali memawa trofi Piala AFF U-19. Sepanjang tahun ini, Indonesia U-19 bakal mentas dalam dua ajang.
Keduanya yaitu Piala AFF U-19 di Myanmar, September 2017 dan kualifikasi Piala Asia U-19 2018 pada 21-29 Oktober 2017.
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | - |
Komentar