faktor tersebut menjadikan sepak bola sebagai media yang tepat untuk membangun nilai dan kebhinekaan.
Hal tersebut disampaikan Kapolri Jenderal Tito Karnavian terkait sepak bola nasional.
“Kebijakan pemerintah yang ingin memajukan sepak bola harus didukung penuh. Sepak bola memiliki massa yang besar. Melalui sepak bola, kepolisian bisa membangun hubungan dengan masyarakat. Hal ini penting karena bisa menjaga kamtibmas dan kebhinekaan,” ujar Kapolri.
Kapolri juga menaruh harapan besar pada sepak bola yang tidak sekadar merupakan cabang olah raga yang terpopuler di negeri ini. Dia berharap masyarakat bisa bergembira menikmati pertandingan sepak bola.
“Meski berbeda suku, tetapi semua bergembira. Tentu, bangsa ini akan gembira bila sepak bola kita terus maju dan pertandingan berjalan dengan sportif,” ucapnya.
Kapolri pun mendukung pelaksanaan beberapa turnamen di berbagai daerah. Termasuk Trofeo Bhayangkara yang bisa dimanfaatkan untuk mengisi kekosongan kegiatan sepak bola sekaligus menjadi ajang pemanasan klub-klub yang akan berlaga di kompetisi Liga 1.
Trofeo Bhayangkara diikuti tiga tim, Arema FC, Persija Jakarta, dan Bhayangkara FC yang bertindak sebagai tuan rumah.
Trofeo digelar di Stadion Manahan, Solo, Minggu (29/1/2017). Arema FC tampil sebagai juara setelah meraih empat poin (menang 1-0 atas Persija dan bermain imbang 0-0 melawan Bhayangkara FC).
Sementara, Bhayangkara yang menduduki peringkat dua meraih dua poin dan Persija mendapat satu poin.
“Meski ini turnamen kecil yang diikuti tiga tim, namun ada pergerakan dalam sepak bola kita. Karena itu, kami mendukung kebijakan pemerintah untuk sepak bola nasional,” kata Kapolri.
[video]http://video.kompas.com/e/5301842235001_v1_pjuara[/video]
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | - |
Komentar