Penyerang AS Roma, Edin Dzeko, merasa tekanan dari suporter di Serie A lebih besar ketimbang saat berkarier di Inggris ketika memperkuat Manchester City.
Performa Dzeko selama empat setengah musim di Manchester City cukup mengilap. Ia bahkan bisa mencetak 22 gol di Premier League.
Namun, pada musim terakhirnya ia hanya bisa mencetak empat gol dari 22 penampilan sebelum akhirnya memutuskan pindah ke Roma pada 2015.
Setelah cukup lambat dalam beradaptasi pada musim pertamanya bersama Roma, musim kedua Dzeko tampak menjanjikan.
Baca Juga:
- Mourinho Tolak Man United Disebut Lebih Favorit dari Southampton
- Jika Terima Tawaran Barcelona, Giovinco Hanya Jadi Anak Gawang
- Montella Akui Level Milan Masih di Bawah Juventus
Penyerang berusia 30 tahun ini telah mengoleksi 20 gol dari 29 penampilan di semua kompetisi musim ini. Namun, ia tetap dianggap sebagai pemain dengan reputasi yang terlalu banyak membuang peluang.
Pemain asal Bosnia ini pun mengungkapkan reaksi suporter saat ia gagal memaksimalkan peluang bagus lebih keras di Italia.
"Di Inggris ada tekanan lebih rendah. Jika Anda tidak bermain bagus, wajar mereka mengkritik Anda. Namun, kritikan adalah bagian dari pertandingan, jadi Anda harus menerimanya," kata Dzeko seperti dilansir IL Messaggero.
#Dzeko su #Spalletti: “Ha personalità, un allenatore deve fare sapere ai giocatori chi è il capo”https://t.co/8zURpCLbna #ASRoma pic.twitter.com/L1tKt6TBif
— AS Roma (@OfficialASRoma) January 27, 2017
"Di Roma mirip seperti di Bosnia. Mereka tidak mengkritik Anda, melainkan menghina. Jadi, saya harus terbiasa dengan hal itu," tuturnya lagi.
Dzeko mengungkapkan saat bermain sebagai tim tuan rumah, suporter hanya memaklumi tiga kali kegagalan dalam memaksimalkan peluang di depan gawang lawan.
Namun, saat tidak berhasil memaksimalkan peluang di kesempatan keempat, suporter pun akan mulai melayangkan hinaan.
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | Il Messaggero |
Komentar