Presley Martono mengharumkan Indonesia setelah tampil sebagai juara umum Formula 4 South East Asia (F4 SEA) 2016-2017. Prestasi ini juga dibarengi dengan penghargaan individual "Rookie of the Year".
Lantas apa rencana Presley pasca-sukses menaklukkan F4 SEA pada tahun pertamanya?
"Saya berharap bisa naik ke kelas F3 (Formula 3) Eropa pada musim depan karena pebalap-pebalap F1 (Formula 1), Valtteri Bottas dan Lewis Hamilton, juga pernah balapan di sana," tutur Presley kepada wartawan, Kamis (26/1/2017).
Keinginan Presley ini didukung oleh sang manajer yang juga ayah kandungnya, Perry Martono.
Perry mengaku telah mengantongi beberapa opsi terkait masa depan balapan Presley. Namun, Perry menegaskan fokus utama saat ini tetap bertahan pada balapan single seater.
"Kans terbaik untuk Presley adalah ke Formula Eropa, tetapi saya belum bisa memastikan apakah dia akan ada di F4 atau F3. Semuanya tergantung dengan sponsor," ujar Perry pada kesempatan sama.
"Soal sponsor, sudah ada yang menyatakan ketertarikan. Minggu depan, kami akan melakukan pertemuan untuk membahas kepastian sponsorship, termasuk significant funding yang didapat Presley selaku juara F4 SEA," kata Perry lagi.
Untuk mengikuti ajang balap F3 Eropa, Presley membutuhkan dana sekitar 600 ribu euro hingga 1 juta euro atau setara Rp 8,5 miliar hingga Rp 14,2 miliar.
Dana tersebut masih belum termasuk untuk pengeluaran biaya latihan, perjalanan, dan akomodasi.
"Biaya latihan mulai musim ini kemungkinan tidak akan terlalu banyak karena sudah ada regulasi pembatasan jumlah latihan. Jadi, ada kemungkinan dana untuk balapan Presley di Eropa berkurang," kata Perry.
Selama mengikuti F4 SEA 2016-2017, Presley menghabiskan dana sekitar 300 ribu euro atau setara Rp 4,2 miliar.
Dana tersebut sudah termasuk biaya pendaftaran balapan selama satu musim senilai 110 ribu euro (Rp 1,4 miliar), biaya latihan sebesar 5.000 euro (Rp 71,37 juta) per hari, dan ongkos perjalanan serta akomodasi.
Editor | : | Pipit Puspita Rini |
Sumber | : | - |
Komentar